Simak Pandangan MUI Terkait Metaverse Kabah oleh Arab Saudi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai rencana keberadaan platform metaverse Kabah oleh Ara Saudi mesti dimaknai hanya sebagai simulasi ibadah haji semata.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai rencana keberadaan platform metaverse Kabah oleh Ara Saudi mesti dimaknai hanya sebagai simulasi ibadah haji semata.

Gemapos.ID (Jakarta) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai rencana Arab Saudi akan menghadirkan platform metaverse untuk melihat dan mengelilingi Kabah melalui virtual reality (VR) mesti dimaknai hanya sebagai simulasi ibadah haji semata.

"Platform itu harus dimaknai secara positif untuk memudahkan calon jamaah haji dan calon jamaah umrah untuk meng-'eksplore' lokasi-lokasi di mana nanti akan dilaksanakan aktivitas ibadah dengan mengetahui secara presisi di mana lokasi Kabahnya," kata Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam di Jakarta pada Jumat (11/2/2022). 

Upaya digitalisasi dalam platform metaverse merupakan bagian dari perkembangan teknologi yang bersifat muamalah. Artinya, teknologi itu dapat memudahkan para calon jamaah untuk mengenal lebih dalam lokasi-lokasi ibadah sebelum nantinya mereka pergi langsung ke Tanah Suci untuk berhaji.

"Mulai dari mana nanti tawafnya, kemudian di mana Al Mustajabah tempat-tempat mustajab, di mana Makam Ibrahim, kemudian di mana Hajar Aswad, kemudian di mana Rukun Yamani, dan di mana Mas'ah. Maka dengan teknologi itu bisa lebih mudah dikenali sehingga tergambar oleh calon jamaah," ujarnya.

Dengan demikian, melihat atau mengelilingi Kabah dengan menggunakan teknologi secara metaverse merupakan hal yang baik. Namun, ini tidak dapat dinilai sedang berhaji karena tak memenuhi syarat-syarat haji.

Pelaksanaan Ibadah haji harus hadir secara fisik di tempat-tempat yang ditentukan, seperti di Padang Arafah, Muzdalifah, Mina, Kabah, Shafa, dan Marwa. Selain itu, waktu pelaksanaannya telah ditentukan yakni pada Dzulhijjah.

"Tetapi bukan berarti kita cukup dan boleh hanya melalui media virtual itu saja, kalau haji lewat metaverse ya enggak sah," tuturnya.

Sebelumnya, Pemerintah Arab Saudi berencana menghadirkan proyek metaverse bernama Virtual Black Stone Initiative. Proyek itu akan membuat umat Islam di seluruh dunia dapat merasakan pengalaman melihat Kabah dan Hajar Aswad melalui VR. (ant/adm)