Komentar Pengamat Terkait Sumur Resapan Saat Banjir di Jakarta

Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Jakarta Nirwono Yoga menilai pembangunan sumur resapan di Jakarta tidak efektif menanggulangi banjir
Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Jakarta Nirwono Yoga menilai pembangunan sumur resapan di Jakarta tidak efektif menanggulangi banjir

Gemapos.ID (Jakarta) - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Jakarta Nirwono Yoga menilai pembangunan sumur resapan di Jakarta tidak efektif menanggulangi banjir setelah hujan deras sejak beberapa hari terakhir.

Banjir yang terjadi menunjukkan buruknya sistem drainase atau saluran air di Jakarta, karena tidak optimal pembenahannya. 

"Lebih baik dana sumur resapan digunakan untuk merehabilitasi seluruh saluran air kota," katanya pada Kamis (20/1/2022). 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus melakukan rehabilitasi dengan dimensi yang lebih besar dan terhubung langsung dengan situ, danau, embung, waduk (SDEW). Kebijakan ini untuk menampung air saluran.

Namun, SDEW harus direvitalisasi, dikeruk, diperdalam, hingga diperluas, untuk meningkatkan daya tampung air hujan dan limpasan dari saluran air sekitar. 

"Banjir yang terjadi sekarang menunjukkan Pemprov DKI Jakarta belum siap mengantisipasi banjir," ucapnya.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta menganggarkan Rp400 miliar untuk membuat sumur resapan dengan target 26 ribu unit pada 2021. Angka ini diturunkan pada 2022 sebesar Rp330 miliar di Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta. 

Kemudian, pembahasan di Komisi B DPRD DKI disepakati sebesar Rp122 miliar, tapi saat dibawa ke Badan Anggaran kembali dicoret.

Sebelumnya, pada Selasa (18/1/2022) siang cuaca ekstrem terjadi di Jakarta menyebabkan banjir di sejumlah titik. 

Rabu kemarin sampai pukul 18.00 WIB Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 102 RT di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, terjadi banjir dengan ketinggian bervariasi hingga 100 cm.

Hari ini hingga pukul 9.00 WIB BPBD DKI Jakarta mencatat sembilan RT di Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barat, masih tergenang dengan ketinggian air 40 cm. 

Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi, rob, dan luapan kali Semongol, mengakibatkan 1.194 jiwa warga di sejumlah kelurahan di dua wilayah itu mengungsi. (dtc/moc)