Sebelum Vaksinasi Covid-19 Disarankan Tes Cepat Antigen

Syamsul Arifin2
Syamsul Arifin2
Gemapos.ID (Banjarmasin) - Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19 mengharapkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 didahukui dengan pemeriksaan Covid-19. Langkah ini dapat dilakukan dengan menggunakan tes cepat antigen. “Kita tidak bisa memastikan apakah di saat itu orang yang divaksin bebas Covid-19 atau tidak," kata Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19, Syamsul Arifin pada Minggu (14/12021). Selama ini pemberian vaksin Covid-19 didasarkan kejujuran seorang memberikan informasi kesehatannya kepada petugas skrining. Kondisi ini merupakan kontra indikasi mutlak pemberian vaksin Covid-19 seperti penyakit autoimun. Penerima vaksin Covid-19 yang sedang terpapar ini tidak akan merasakan efek samping apapun atas suntikan ini. Jika seorang warga terkonfirmasi Covid-19 lolos skrining, maka vaksinasi ini dinilai membiarkan penyebaran Covid-19. Hal ini berlangsung saat acara vaksinasi Covid-19 yang akan menimpa orang-orang yang akan divaksinasi dan petugas yang memberikannya. Apalagi, para pertugas tidak menerapkan protokol kesehatan seperti pemakaian alat pelindung diri (APD) secara lengkap yang baik dan benar. Padahal, pemerintah sedang berupaya mencapai target kekebalan kelompok yang akan dicapai sekitar 2,6 tahun. Angka ini dihitung dari 400.000 suntikan yang dicanangkan Menkes per hari untuk 70% dari jumlah penduduk Indonesia pada 2020 sebanyak 271.349.889 jiwa. Guru Besar FKM ULM ini berpendapat tiga kemungkinan penyebab seseorang tetap terpapar Covid-19, meskipun dia sudah divaksinasi tersebut. Pertama, kemungkinan orang yang divaksin Covid-19 telah terkonfirmasi ini sebelumnya yang berstatus orang tanpa gejala (OTG). Apalagi, virus yang divaksinsudah mati, sehingga kemungkinan kecil vaksin ini yang melakukan infeksi. Kedua, kemungkinan antibodi yang terkandung dalam vaksin Covid-19 belum terbentuk dalam tubuh. Zat ini akan terbentuk dalam tubuh setelah vaksin Covid-19 dosis kedua masuk ke badan pada minggu keempat. Ketiga, kemungkinan efikasi vaksin Covid-19 hanya sebesar 65%, sehingga empat minggu setelah vaksinasi ini masih bisa mengalami kegagalan yaitu sekitar 35%. Dengan demikian, jika kontak dengan OTG tanpa protokol kesehatan, kemungkinan dapat tertular dia, walaupun sudah menyelesaikan vaksinasi Covid-19 tahap kedua.