Wacana Ekonomi Hijau di Indonesia

1611243730151_monoarfa ekonomi hijau
1611243730151_monoarfa ekonomi hijau
Gemapos.id (Jakarta) Pertumbuhan Ekonomi Hijau adalah Pertumbuhan ekonomi yang kuat dan juga ramah lingkungan serta inklusif secara sosial. Bisa disebut juga sebagai suatu gerakan koordinir yang terdiri dari pertumbuhan ekonomi keberlanjutan lingkungan, penurunan tingkat kemiskinan, dan keterlibatan sosial yang didukung oleh pengembangan sumber daya globalisasi secara berkelanjutan. Pemerintah Indonesia telah menjelaskan skenario ekonomi hijau yang melibatkan berbagai kepentingan baik nasional maupun sub nasional disertai dengan inovasi dan teknologi yang mendukung terhadap ekonomi hijau yang akan menciptakan lapangan pekerjaan berbasis ‘green job’ dan investasi berbasi ‘green investment’ sebagai strategi pembangunan. Saat ini pemerintah masih berfokus untuk melakukan pemulihan ekonomi dan reformasi sosial setelah mengalamai bencana pandemi virus Covid-19 melalui cara penguatan sistem ketahanan pangan, reformasi sistem kesehatan nasional, reformasi sistem perlindungan sosial, reformasi sistem ketahanan bencana, dan penguatan sumber daya manusia. Pemulihan industri pariwisata dan investasi juga menjadi salah satu fokus pembangunan, karena pandemi mengakibatkan hilangnya daya beli masyarakat hingga 374,4 Triliun Rupiah sebagai dampak dari hilangnya pekerjaan dan penurunan jam kerja di sektor industri dan pariwisata. Dalam jangka panjang, pekerjaan besar bukan hanya aspek pemulihan, pemerintah harus berupaya bertransformasi ekonomi terutama sebelum terjadinya pandemi. Strategi yang disusun oleh pemerintah tidak hanya mengacu dalam hal jangka pendek, melainkan untuk berkelanjutan agar indonesia menjadi tangguh secara infrastruktur dan ekonomi kembali baik. Pemerintah mengusung enamstrategi besar dalam transformasi ekonomi indonesia supaya mengangkat derajat pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka waktu menengah dan panjang. Salah satunya adalah perekonomian hijau, yang tidak hanya bertumpu kepada pertumbuhan ekonomi tetapi juga mempertahankan aspek prinsip pembangunan dalam jangka panjang. Strategi yang digunakan dalam perekonomian hijau adalah berinvestasi pada barang-barang rendah karbon. Dalam hal ini peranan industri dan UMKM berperan dalam mengupayakan inovasi dan teknologi yang ramah lingkungan. Peranan ekonomi sirkular menjadi peranan penting dimasa pandemi untuk meningkatkan ketangguhan dan meningkatkan investasi hingga 642 Triliun Rupiah hingga tahun 2030. Secara bertahap hal ini dapat menurunkan gas rumah kaca hingga 126 juta ton karbon pada tahun 2030. Upaya transisi energi dalam berinvestasi dalam energi terbarukan meningkat jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Sementara itu dalam jangka panjang dapat mengurangi biaya penyakit akibat dari menurunnya polusi udara. Menurut Menteri PPN/ Kepala Bappenas RI Suharso Monoarfa untuk memenuhi kebutuhan ketahanan tersebut, pemerintah mulai memfokuskan terhadap integrasi upaya penurunan risiko bencana, adaptasi keadaan iklim, dan perlindungan sosial, dengan mengimplementasikan asuransi untuk petani, peternak atau komoditas lain dalam mengurangi risiko bencana alam.(m3)