Covid-19 di Indonesia Dua Bulan Lebih Lama

intan taufik
intan taufik
Gemapos.ID (Jakarta) - Masa pandemi Covid-19 di Indonesia diperkirakan dua bulan lebih lama dibandingkan perkiraan semula. Karena, aksi demonstrasi dan kerumunan masyarakat yang terus terjadi di Tanah Air. Contohnya, aksi demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja pada 6 Oktober 2020 dan satu tahun pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2020. "Dua aksi demonstrasi tersebut selalu diikuti lonjakan kasus positif dan angka kematian akibat Covid-19 di wilayah yang mengalaminya," kata Pakar Bioteknologi Mikroba Intan Taufik di Jakarta pada Minggu (1/11/2020). Dari data yang didapat menghasilkan lonjakan pasien positif yang tervalidasi dengan tes di luar perkiraan normal. Ini memiliki dampak beruntun dan menaikkan kurva. "Ketika kurva naik, maka melandai atau menurunnya kasus/pandemi akan semakin panjang,” ujarnya. Dari aplikasi yang diciptakan tim ahli Institut Teknologi Bandung (ITB) PREMISE menyebutkan kedua demonstrasi ini memiliki hubungan yang kuat terhadap penambahan kasus positif Covid-19. Bahkan, itu menaikkan tingkat kematian akibat penyakit saluran pernapasan tersebut. "Perhitungan PREMISE menyebutka dua demonstasi itu meningkatkan kasus positif sebesar 6% atau penambahan 233 kasus per hari," jelasnya. Padahal, rata-rata penambahan kasus harian pada tanggal tersebut adalah 3.878 kasus. Dua demonstrasi itu juga mengalami peningkatan hingga sebesar 0,11% atau naik 3,3% dari angka kematian rata-rata di Indonesia yang ada pada angka 3,41%. Wilayah berkontribusi besar terhadap penambahan itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pada dua tanggal demonstrasi tersebut, kerumunan demonstran meramaikan keempat wilayah itu. Prediksi PREMISE menyebutkan jumlah kasus harian Covid-19 selama satu minggu setelah pasca-demo 6 Oktober 2020 hingga 14 Oktober 2020 adalah 3.843 kasus perhari. Jumlah kasus baru pada periode yang sama adalah sebesar 4.207 kasus per hari atau lebih tinggi 364 kasus per hari dari angka prediksi. Demonstrasi RUU Cipta Kerja pada  6 Oktober 2020 berkontribusi terhadap peningkatan kasus harian sebesar 9,5% di Indonesia. Khusus DKI Jakarta, dampak peningkatan kasus COVID-19 akibat demo RUU Ciptaker itu terlihat paling tinggi. Rata-rata kasus harian pasca-demonstrasi di DKI Jakarta pada 6 Oktober hingga 14 Oktober 2020 diprediksi 920 kasus per hari. Sementara jumlah kasus rata-rata aktual mencapai 1,178 kasus per hari atau naik 28% dari angka kasus normal. Selain itu demonstrasi RUU Ciptaker, peningkatan kasus juga terjadi akibat demonstrasi satu tahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2020. Satu minggu setelah aksi demonstrasi tersebut, jumlah kasus meningkat menjadi 4,051 kasus per hari. Ini terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Kegiatan demonstrasi satu hari itu juga berkontribusi terhadap peningkatan kasus sebesar 2,6%. (adm)