Kementan Bersama CSA Tingkatkan Kesadaran Pengelolaan Air di WFF Bali

World Water Forum ke-10 Bali tahun 2024. (istimewa)
World Water Forum ke-10 Bali tahun 2024. (istimewa)

Gemapos.ID (Jakarta) - Inovasi Pertanian Cedas Iklim (Climate Smart Agriculture/CSA) hadir di World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali untuk meningkatkan kesadaran tentang pengeelolaan air dan adaptasi perubahan iklim dalam pengembangan pertanian berkelanjutan.

Partisipasi CSA yang diusung Kementrian Pertanian Republik Indonesia bersama program Strategi Irrigation Modernization and Urgent Rehabilition Project (SIMURP) pada WWF 2024 Bali, dengan tujuan memperkenalkan teknologi dan praktik CSA, yang dapat meningkatkan produktifitas pertanian seraya menekankan dampak negative terhadap lingkungan.

Upaya Kementan melalui CSA ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang menekankan pentingnya pengelolaan air yang efektif di tengah proyeksi kekeringan yang akan memengaruhi 500 uta petani kecil pada 2050, Senin (20/5).

“Tanpa air, tidak akan ada makanan, tidak ada perdamaian, tidak ada kehidupan. Maka dari itu air harus dikelola dengan baik karena setiap tetesnya berharga,” kata Presiden Jokowi saat membuka WWF ke-10 di Bali Internasional Convention Center (BICC) di Kabupaten Badung, Bali, seperti dikutip gemapos.id, Rabu (22/5/2024).

Tim SIMURP Kementan dipimpin Project Manager Sri Mulyani beserta tim yang berpartisipasi aktif pada ajang WFF ke- 10 ini, dengan membuka booth CSA SIMURP didukung miniature areal sawah CSA dan Inovasi Teknologi CSA lainnya.

Sementara itu CSA SIMURP ini didukung penuh oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang mendorong dan mengawal pertanian berwasan iklim CSA, agar tetap kreatif dan inovatif bagi mitigasi perubahan Iklim Global.

“Fokus kerja Kementan pada 2024 adalah memperkuat produksi berbagai komoditas  pokok seperti padi dan jagung ditengah perubahan Iklim Global,” kata Mentan Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan, keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh Stakeholders terkait seperti SIMURP.

“Diperlukan langkah awal untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman persepsi dalam mencapai Swasembada padi dan jagung,” kata Dedi.

Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani banyak menyoroti peran penting dalam urusan air untuk menunjang keberlangsungan hidup kebutuhan 275 juta orang Indonesia, Kebutuhan Industri, dan Irigasi.

“ Memperkenlkan teknologi dan praktik pertanian cerdas iklim yang dapat meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi dampak negative terhadap lingkungan,” ucap Sri Mulyani. (dm)