Kim Jong Un Pimpin Langsung Simulasi Serangan Balik Nuklir Korut

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un saat memantau latuhan militer pada Rabu (13/3/2024) waktu setempat. (gemapos/Reuters\KCNA)
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un saat memantau latuhan militer pada Rabu (13/3/2024) waktu setempat. (gemapos/Reuters\KCNA)

Gemapos.ID (Jakarta) - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un memimpin langsung latihan simulasi "serangan balik nuklir" yang dilakukan negara itu. Ini merupakan latihan terbaru dalam serangkaian uji coba yang dilakukan Pyongyang tahun ini.

Dilansir AFP, Selasa (23/4/2024), kantor berita pemerintah Korut, KCNA melaporkan bahwa latihan tersebut berlangsung pada hari Senin (22/4) waktu setempat.

Militer Korea Selatan (Korsel) sebelumnya mengumumkan bahwa Korea Utara telah menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek pada hari Senin (22/4), dan pemerintah Jepang mengkonfirmasi peluncuran tersebut.

"Kim memandu latihan taktis gabungan yang menyimulasikan serangan balik nuklir yang melibatkan kekuatan artileri roket berukuran sangat besar," demikian laporan KCNA.

Roket-roket tersebut "mencapai sasaran pulau mereka" sekitar 352 kilometer (219 mil) jauhnya, lanjutnya, dan menyebut Kim "menyatakan kepuasan yang luar biasa."

Militer Korea Selatan mengatakan pada hari Senin, bahwa rudal-rudal terbang dari wilayah Pyongyang sejauh sekitar 300 kilometer sebelum jatuh di perairan timur semenanjung Korea.

Militer Korea Selatan menyebut peluncuran tersebut sebagai "provokasi terang-terangan."
Tokyo juga mengonfirmasi peluncuran tersebut. Juru bicara pemerintah Jepang mengatakan satu rudal memiliki ketinggian maksimum 50 kilometer dan mendarat di luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) negara tersebut.

Peluncuran tersebut adalah yang kedua dalam waktu kurang dari seminggu yang dilakukan Pyongyang. Sebelumnya pada hari Jumat lalu, Pyongyang menguji "hulu ledak super besar" yang dirancang untuk rudal jelajah strategis, kata media pemerintah. Militer Seoul mengonfirmasi bahwa mereka telah mendeteksi peluncuran rudal jelajah pada saat itu.

Peluncuran ini dilakukan setelah sekutu Pyongyang, Moskow, pada bulan Maret menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk secara efektif mengakhiri pemantauan PBB terhadap pelanggaran sanksi terhadap pemerintahan Kim atas program nuklir dan senjatanya.

Para analis telah memperingatkan bahwa Korea Utara mungkin akan melakukan uji coba rudal jelajah sebelum mengirimkannya ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.

Washington dan Seoul mengklaim Kim telah mengirimkan senjata ke Moskow, meskipun sanksi PBB melarang tindakan tersebut. Seoul mengklaim Pyongyang telah mengirim sekitar 7.000 kontainer senjata ke Moskow untuk digunakan dalam perang di Ukraina. (ns)