Pemuda Jakarta: PJ Gubernur Tak Bisa Kerja Cegah DBD

Ketua Umum Solidaritas Pemuda Jakarta (SPJ), Choirul Umam. (gemapos/dok.pribadi)
Ketua Umum Solidaritas Pemuda Jakarta (SPJ), Choirul Umam. (gemapos/dok.pribadi)

Gemapos.ID (Jakarta) - Ketua Umum Solidaritas Pemuda Jakarta (SPJ), Choirul Umam menyebut bahwa penanganan Demam Berdarah (DBD) di Jakarta tidak serius. Umam bahkan menyebut PJ Gubernur DKI Jakarta tidak bisa bekerja dan hanya dengan bermodal himbauan.

"Saya melihat Pj Gubernur Jakarta ini tidak bisa kerja. Padahal kasus DBD di Jakarta sudah tinggi sekali. 2.306 kasus DBD hingga Maret 2024. Tapi saya melihat tidak ada perhatian khusus atau penanggulangan dari Pj Gubernur Jakarta untuk menekan angka kasus DBD di Jakarta" ungkap Umam dalam keterangan tertulis yang diterima Gemapos di Jakarta, Jumat (29/3/2024).

Umam menambahkan bahwa Heru seperti orang yang kurang intelektual. Dirinya juga menilai  Pj Gubernur itu hanya memberi himbauan tanpa ada aksi yang nyata.

"Jujur saya kesal lihat kinerja Pj Gubenur Jakarta. Seperti orang keterbelakangan intelektual. Masa kasus DBD sudah tinggi di Jakarta cuma bisa kasih himbauan ke warga suruh pakai baju lengan panjang atau suruh jaga kebersihan. Warga Jakarta sudah cerdas. Gak perlu dikasih himbauan seperti itu. Setiap hari rumah mereka selalu dibersihkan karena  Warga Jakarta sadar akan pentingnya kebersihan" ucap Umam.

Sebagai informasi, saat ini kasus demam berdarah (DBD) di Indonesia sangat tinggi. Menurut Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tercatat per 1 Maret 2024, ada 16.000 kasus DBD di 213 Kota/Kabupaten seluruh Indonesia dengan 124 kematian akibat DBD.

Di Jakarta sendiri hingga 26 Maret 2024 menurut data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta ada 2.306 kasus DBD dimana Jakarta Barat 716 kasus, Jakarta Selatan 576 kasus, Jakarta Timur 562 kasus, Jakarta Utara 262 kasus, Jakarta Pusat 172 kasus, dan Kepulauan Seribu 18 kasus.

Umam kemudian menyarankan ada aksi nyata dari Pj Gubernur Jakarta untuk menekan angka kasus DBD di Jakarta.

"Mungkin Pak Pj Gubernur Jakarta kelamaan kerja di ruang ber-AC. Makanya pikiran ikut dingin jadi gak bisa berpikir jernih. Saran saya kepada Pj Gubernur Jakarta agar memerintahkan dinas terkait untuk melakukan fogging ke rumah-rumah warga agar pencegahan DBD dapat dilakukan. Penyemprotan fogging dibutuhkan warga guna mencegah kasus DBD meningkat," terang Umam.

Selain itu Pemprov DKI Jakarta menganggarkan APBD untuk membagikan bubuk lavarsida guna memberantas jentik nyamuk pada tempat penampungan air di rumah-rumah warga. Atau berikan edukasi kepada warga gejala DBD sehingga apabila warga mengalaminya bisa langsung mendapatkan penagangan awal dari puskesmas atau rumah sakit. Jadi ada aksi nyata bukan sekedar himbauan belaka dari Pj Gubernur Jakarta," imbuhnya.

Umam juga menjelaskan bahwa meskipun DBD dapat disembuhkan, tapi masyarakat perlu waspada kemungkinan komplikasi terjadinya syok pada DBD. Umam menyebut istilah medisnya adalah Dengue Shock Syndrome (DSS) yang bisa berujung pada kematian. Dirinya mengatakan syok dapat terjadi karena penderita DBD terlambat mendapatkan penanganan, termasuk kurangnya kewaspadaan terhadap tanda-tanda syok dini.

Umam berharap kasus DBD di Jakarta dapat ditekan dan tidak ada kasus kematian karena DBD.

"Saya berharap DBD di Jakarta dapat ditekan dan tidak ada kematian akibat DBD bagi Warga Jakarta," pungkas Umam. (ns)