Saibun Galau
Sesekali sang ibu ke Manchester disertai anak perempuannya. Adik perempuan Reynhard --seorang dokter yang juga masih bujangan. Keluarga Saibun Sinaga memang hanya dikaruniai dua anak. Reynhard dan dokter itu. Anak perempuannya itu terlihat sebagai anak yang makmur --bisa disebut obesitas. Sebagai dokter dia pernah bekerja di sebuah klinik tapi berhenti. Merasa gajinya kecil. Keluarga ini belum sekali pun menggunakan gedung sendiri untuk pesta perkawinan anak sendiri. Kini Reynhard menghadapi hukuman yang berat. Tuduhan padanya banyak dan berlapis. Ia bisa dijatuhi hukuman seumur hidup. Paling ringan ia akan dihukum 30 tahun. Bagaimana bisa Reynhard disebut melakukan 'date rape'? Ceritanya panjang. Seperti dalam film. Dimulai lewat tengah malam. Kota Manchester sudah sepi. Tapi di sekitar apartemen Reynhard masih ramai. Suasananya khas pusat hiburan malam: banyak yang mabuk atau setengah mabuk. Reynhard ada di situasi seperti itu. Di situlah Reynhard memilih-milih. Ia memilih yang sesuai dengan seleranya: remaja. Sekitar umur 19-20 tahun. Tapi ia juga melihat-lihat kondisi anak itu. Biasanya ia mengincar anak yang dalam posisi sulit. Misalnya lagi setengah mabuk. Atau lagi tidak bisa pulang. Atau pula lagi bertengkar. Ia memerankan diri menjadi orang yang baik-dengan tawarannya yang menarik. Ia menawarkan pertolongan bagi incaran yang tidak tahu jalan pulang. Ia menawari anak yang ia incar itu untuk bermalam di apartemennya. Atau mengajaknya minum-minum di apartemennya. "Di sebelah itu". Suatu malam menjelang subuh ada dua remaja bertengkar. Cowok dan cewek. Si cowok didamprat habis-habisan oleh si cewek. Lalu Reynhard memberikan simpati pada si cowok. Ia mengajak pemuda itu menjauh dari pacarnya. Lalu menawarinya ke apartemennya. Ada juga pemuda yang tidak bisa pulang-ditinggal temannya. Ditawarinya ke rumahnya. Mereka lalu berkenalan. Sebagian menjadi sahabat beneran. Mereka pun masuk ke apartemen. Ada juga yang harus dirayu lewat WA. Dengan kalimat kutipan dari lagu. Anda tentu sudah tahu kalimat dalam lagu terkenal itu: take a sip of my secret poison, I will make you fall in love. Itulah kalimat kode. Yang menandakan Reynhard punya obat yang bisa bikin orang melayang ke surga. Ada juga yang minta datang ke apartemen Reynhard untuk mencoba obat surga itu. Namanya: GHB --gamma-hydroxybutyrate. Itu obat kategori C yang dilarang diperjual belikan secara umum. Tapi orang seperti Reynhard bisa membelinya di pasar gelap. Mereka yang malam itu berhasil diajak ke apartemennya diberi obat tersebut. Umumnya mereka, itu tadi, masih remaja. Umur 19 atau 20 tahun. Setelah mendapat obat itu sang pemuda teler. Lalu diperkosa. Obat itu dikenal juga sebagai ekstasi cair. Yang pengaruhnya bisa membuat pikiran gembira. Juga bisa merangsang gairah seks. Suatu malam ada salah satu korban yang tidak teler. Saat Reynhard memperkosanya ia sadar. Lalu memberontak. Meraih gagang telepon. Memutar nomor 999. Itu tanggal 2 Juni 2017. Polisi pun menggerebek apartemen Reynhard. Ditemukanlah banyak barang terlarang di situ: obat-obat tadi. Juga video-video yang dibuatnya secara otomatis. Yakni saat ia melakukan persetubuhan itu --yang menurut ia bukan pemerkosaan. Selama sidang-sidang tertutup Reynhard seperti biasa saja. Seperti merasa tidak bersalah. Ia terlihat santai dan tidak ada penyesalan. Sang ibu sempat hadir di pengadilan prasidang anaknya. Hanya ayahnya yang tidak bisa --Saibun kemudian sakit jantung dan harus dioperasi di RS Mt Elizabeth Singapura. Dari sidang itulah diketahui Reynhard mempunyai ratusan video rekaman adegan di apartemennya. Hakim sampai berjam-jam menyaksikannya --sebagai pertimbangan apakah sidangnya nanti tetap tertutup atau terbuka. Juga untuk mempertimbangkan apakah Reynhard bisa ditahan luar. Berarti sudah lebih 2,5 tahun Reynhard ditangkap. Publik tidak tahu identitasnya. Perkaranya disidangkan secara tertutup. Baru dua hari lalu hakim memutuskan tidak ada gunanya lagi dirahasiakan. Hakim memutuskan justru publik harus tahu. Kejahatan yang dilakukan Reynhard sudah berlebihan. Juga dianggap membahayakan umum. Terutama para remaja. Di antara korban Reynhard ada yang sampai mau bunuh diri. Ia merasa tidak ada gunanya lagi hidup. Masa depannya sudah hancur. Ia mengurungkan bunuh diri hanya karena ingat ibunya yang hanya hidup sendirian. Reynhard sendiri tetap tenang dan santai. Hanya saja ia tidak bisa lagi mengunggah foto-fotonya di instagram. Padahal itulah hobi Reinhard: selfi. Hampir setiap hari ia memosting hasil selfiannya untuk umum. Ia memang pandai bersolek. Rambutnya sering ganti-ganti - -modelnya dan warnanya. Dunia begitu anehnya. Dunia orang tua begitu galaunya --dan dalam hal keluarga Saibun Sinaga begitu sedihnya. (Dahlan Iskan, Mantan Pemilik Jawa Pos Group)