BRIN: Teknologi Presisi Tingkatkan Kualitas Hasil Tani

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara PR SPBPDH BRIN dan PT Habibi Digital Nusantara terkait Riset Keberlanjutan pada Pemanfaatan Teknologi Presisi dengan Layanan Internet of Things dan Sensor Real Time, di Bandung, Kamis (18/1). (foto:gemapos/brin)
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara PR SPBPDH BRIN dan PT Habibi Digital Nusantara terkait Riset Keberlanjutan pada Pemanfaatan Teknologi Presisi dengan Layanan Internet of Things dan Sensor Real Time, di Bandung, Kamis (18/1). (foto:gemapos/brin)

Gemapos.ID (Jakarta) - Untuk meningkatkan kualitas hasil tani yang baik, diperlukan sebuah inovasi teknologi. Salah satunya adalah teknologi presisi.

Teknologi presisi yaitu manajemen sistem informasi teknologi yang mengintegrasikan strategi manajemen dan teknologi untuk mengefisienkan pemanfaatan sumber daya, guna mendapatkan hasil optimal dan menekan dampaknya terhadap kelestarian lingkungan.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBPDH) bersama PT Habibi Digital Nusantara mengembangkan riset keberlanjutan pada pemanfaatan teknologi presisi dengan layanan Internet of Things (IoT) dan sensor real time.

“Tujuannya adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan terkait teknologi berbasis digital untuk mendukung keberlanjutan di sektor energi dan pangan,” terang Kepala PR SPBPDH BRIN Nugroho Adi Sasongko, di Kawasan Sains dan Teknologi Samaun Samadikun, Bandung, Kamis (18/1).

Nugroho menjelaskan, ruang lingkup dari kerja sama ini adalah akan dilaksanakan riset keberlanjutan pada pemanfaatan teknologi presisi dengan layanan IoT dan sensor real time, meliputi analisis keberlanjutan dan analisis penilaian daur hidup.

“Selain itu, BRIN dan PT Habibi Digital Nusantara akan melakukan identifikasi potensi keberlanjutan dan pengembangan yang memanfaatkan teknologi presisi dengan layanan IoT dan sensor real time, untuk menentukan batasan penilaian (boundary system). Serta melakukan penilaian keberlanjutan dan daur hidup budi daya di dalam lingkungan terkendali (precision farming) komoditas hortikultura,” tuturnya.

Karena BRIN adalah badan yang berbasis riset, lanjut Nugroho, maka ruang lingkup dalam kerja sama ini antara lain penyusunan proposal pembiayaan riset kepada pihak ketiga, penyusunan karya tulis ilmiah nasional dan/atau internasional, serta penyusunan draf permohonan kekayaan intelektual.

Pihaknya dalam kerja sama ini melakukan analisis keberlanjutan dengan menggunakan metodologi MSA dan melakukan analisis penilaian daur hidup menggunakan metodologi LCA.

“Selain itu, kami juga melakukan penilaian keberlanjutan dan daur hidup budi daya di dalam lingkungan terkendali (precision farming) komoditas hortikultura, serta menyiapkan sumber daya terkait kegiatan ini dalam bentuk E-Layanan Sains (ELSA) BRIN,” pungkas Nugroho.

Direktur PT Habibi Digital Nusantara Irsan Rajamin menyampaikan bahwa perusahaan miliknya bergerak di bidang teknologi pertanian berinovasi.

“Visi kami yaitu membagun peradaban via IoT agriculture. Harapannya, kerja sama ini memberikan kontribusi positif dalam pengembangan sektor pertanian,” ungkap Irsan.

 

 

 

Di tempat yang sama, PR SPBPDH menyepakati Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kolaborasi Riset Sustainable Smart Greenhouse (Smart Farming System) Komoditas Hortikultura dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan, Provinsi Kalimantan Tengah sebagai bentuk penjajakan kerja sama. (pu)