Stafsus Kasad: IKN Butuh Konsep Pertahanan Keamanan Khusus Baru

Tangkapan Layar -  Mayor Jenderal TNI Achmad Adipati Karna Widjaja bahas tentang Pertahanan Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam podcast TANDEF, Sabtu (6/1/2024). (Gemapos/YouTube @gemapos)
Tangkapan Layar - Mayor Jenderal TNI Achmad Adipati Karna Widjaja bahas tentang Pertahanan Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam podcast TANDEF, Sabtu (6/1/2024). (Gemapos/YouTube @gemapos)

Gemapos.ID (Jakarta) - Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN)  hadirkan pro dan kontra dari beberapa pihak. Mayor Jenderal TNI Achmad Adipati Karna Widjaja (Staf Khusus KSAD) sebut IKN perlu perhatian khusus terkait pertahanan dan keamanan, dibahas dalam podcast TANDEF yang tayang di YouTube GEMAPOS, Sabtu (6/1/2024).

“Dilihat dari luas wilayah, luas wilayah IKN tiga kali Jakarta. Kodam khusus satuan-satuan yang berada di Ibu Kota Nusantara nanti tentunya akan lebih besar,” ujar Adipati dikutip dari laman YouTube GEMA POS, Selasa (9/12/2024).

Diketahui bahwa pemerintah daerah yang berada di IKN adalah pemerintah daerah khusus yang dipimpin oleh Kepala Otorita.

“Semuanya memang khusus dan baru, bukan pemikiran kita bahwa Ibu Kota pindah dari Jakarta ke Kalimantan, memindahkan Jakarta ke Kalimantan. Tidak begitu, membangun sesuatu yang baru, transformasi kerja, budaya kerja, kemudian sistem pemerintahannya adalah sesuatu yang baru” lanjutnya.

Menurut Adipati, Tentara Negara Indonesia (TNI) Angkatan Darat harus segera membuat suatu konsep pertahanan yang baru, karena Ibu Kota Jakarta sangat berbeda dengan IKN.

Selain itu, Ibu Kota negara adalah salah satu wilayah strategis nasional yang di dalamnya terdapat Presiden, Wakil Presiden, Perwakilan-perwakilan negara asing dan MPR maupun DPR.

“Sehingga diperlukan satu kesatuan militer yang leveleringnya lebih tinggi dari korem,” ungkapnya kembali.

Terkait konsep pertahanan menurut Adipati yang katanya sudah didiskusikan dengan tim adalah suatu bentuk pertahanan yang smart defense, terdiri dari hard defense atau pertahanan militer dan soft defense (pertahanan nirmiliter).

Faktor-faktor pendukung pertahanan yaitu tiga matra, pertahanan darat, pertahanan laut dan udara. Namun disamping itu, akan ditambahkan juga pertahanan cyber.

“Saat ini, cyber itu adalah sesuatu yang harus ada dalam melaksanakan pertahanan. Serangan sekarang itu tidak hanya secara fisik, bahkan dimulai dengan cyber dulu,” ungkap Adipati.

Satuan cyber tersebut nantinya tidak hanya akan melindungi atau mempertahankan unsur militer, namun juga melindung apa yang sudah ada di Ibu Kota negara tersebut.

Sebagai informasi, secara geografis Pulau Kalimantan adalah satu-satu pulau yang berada di Indonesia tidak mengalami gempa berkekuatan besar, sehingga dapat terhindar dari potensi tsunami. Namun dilihat sisi pertahanan, Ibu Kota Nusantara (IKN) berpotensi mengalami beberapa ancaman baik udara, laut maupun darat.

“Fokusnya ke Arhanud, karena jarak rudal (rudal balistik) yang dipunyai oleh China dan Korea dari perhitungan kita sampai ke titik IKN, artinya harus kita pikirkan walapun itu tidak kita harapkan,” tandasnya. 

Di samping itu, baik angkatan Darat, Angkatan Laut maupun Angkatan Udara sudah memikirkan konsep pertahanan yang akan digunakan untuk menghadapi berbagai ancaman yang akan terjadi. (kt)