PT ANJT Kembangkan PLTS Atap Untuk Bantu Turunkan Emisi Karbon

Pabrik PT GMIT yang menggunakan sistem PLTSA dari SUN Energy (foto: gemapos/ antara)
Pabrik PT GMIT yang menggunakan sistem PLTSA dari SUN Energy (foto: gemapos/ antara)

Gemapos.ID (Jakarta)- PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) melalui anak usaha PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) berkolaborasi dengan SUN Energy mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap yang dipasang di pabrik GMIT dan diproyeksikan menurunkan emisi karbon 422 ton CO2 per tahun.

"Sistem PLTS atap yang dipasang di lokasi operasional GMIT diestimasikan dapat menghasilkan energi listrik sebesar 468.658 kW per tahun, setara dengan 15 persen kebutuhan listrik untuk aktivitas operasional," ujar Direktur Utama GMIT Imam Wahyudi sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Melalui PLTS atap, Imam menyebut perseroan berupaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca, serta mengurangi biaya energi dalam jangka panjang.

Pihaknya menargetkan untuk mencapai nol emisi karbon dan mengurangi pemakaian sumber energi fosil sebesar 20 persen pada 2030 mendatang, serta akan meningkatkan portofolio penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) hingga lebih dari 65 persen pada 2025.

"Di tengah urgensi perubahan iklim yang saat ini dihadapi, Grup ANJ membuktikan bahwa sektor agribisnis dapat berperan dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan, yakni mengoptimalkan sumber energi terbarukan," ujar Imam.

Dalam kesempatan sama, Deputy CEO SUN Energy Dion Jefferson mengatakan pihaknya melihat peningkatan tren implementasi PLTS atap dikarenakan dapat bekerja secara efisien di berbagai sektor industri, termasuk sektor agribisnis.

"SUN Energy terus mendorong perusahaan ritel lainnya untuk meningkatkan proporsi penggunaan energi terbarukan melalui energi surya sehingga setiap produk yang dikonsumsi oleh masyarakat bisa diakui sebagai produk yang diproduksi dari sumber energi ramah lingkungan," ujarnya.

Ke depan, ia melihat peluang besar bagi pemerintah dan pelaku industri untuk mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan sumber EBT dan produk ramah lingkungan, melalui simbol atau ikon pada label pangan produk kemasan.

"Jika masyarakat terbiasa melihat ikon energi ramah lingkungan, masyarakat jadi lebih familiar dengan pemanfaatan energi surya. Kami juga berharap masyarakat dapat mengapresiasi produk ramah lingkungan serta mengajak lebih banyak orang untuk peduli lingkungan," ujar Dion.(ra)