Platform FCE Bisa Mendorong Posisi Indonesia Sebagai Pemimpin Ekraf Global

Suasana Friends of Creative Economy (FCE) Meeting 2023 yang diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang, pada Rabu (foto: gemapos/ antara)
Suasana Friends of Creative Economy (FCE) Meeting 2023 yang diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang, pada Rabu (foto: gemapos/ antara)


Gemapos.ID (Jakarta)- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan platform Friends of Creative Economy (FCE) Meeting 2023 bisa mendorong posisi Indonesia ini sebagai pemimpin ekonomi kreatif (ekraf) global.

"Indonesia memiliki ekonomi kreatif ketiga terbesar di dunia, di bawah Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan. Hal ini menjadi fokus pemerintah di mana Presiden Joko Widodo memberikan arahan agar posisi Indonesia mengambil peran yang strategis di sektor ekonomi kreatif," kata Sandiaga dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, sebagai salah satu dari tiga negara terbesar dunia dengan ekonomi kreatif, Kemenparekraf mengundang beberapa negara yang telah mengadopsi resolusi yang ditampilkan Indonesia melalui komitmen di PBB.

Menurut dia, ekonomi kreatif menjadi ekonomi masa depan yang menciptakan semangat inklusif dan menciptakan lapangan kerja yang ditargetkan sebanyak 25 juta lapangan kerja dari segi ekonomi kreatif.

Menparekraf Sandiaga menjelaskan dalam FCE Meeting 2023, ia belajar dari banyak pengalaman di berbagai negara dan melihat best practice dari negara lain seperti Afrika Selatan, Bulgaria, Uzbekistan, dan lainnya.

“Dari peringkat ketiga, dalam 5 sampai 10 tahun ke depan kita targetkan bisa lebih mendekati capaian Korea Selatan yang berada di posisi kedua dan kita berharap saat 2045 mudah-mudahan bisa nomor satu di dunia,” katanya.

FCE Meeting 2023 diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian World Conference on Creative Economy (WCCE) 2024 yang akan dilaksanakan di Uzbekistan.

Acara ini diselenggarakan setiap tahun dengan mengundang seluruh pemangku kepentingan sektor ekonomi kreatif, mulai dari pemerintah, pihak swasta, akademisi, asosiasi, serta media.

Mengangkat tema Designing and Delivering a Robust Policy Support to Creative Economy, ada tiga sesi panel yang dihadirkan, yaitu pertama Bali Creative Economy Roadmap: Towards Concrete and Impactful Actions, kedua Better Measuring Creative Economy, dan ketiga Adapting to Emerging Challenges and Opportunities.

Kegiatan ini diikuti oleh 7 duta besar negara sahabat, 154 peserta luring, 117 peserta daring dari total 38 negara di seluruh dunia.

"Dengan diadakannya FCE Meeting 2023, kami mengundang seluruh pihak dan pemangku kepentingan ekonomi kreatif, baik nasional maupun internasional, untuk ikut serta dalam mengimplementasikan Bali Creative Economy Roadmap yang merupakan dokumen keluaran dari WCCE 2022,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Martini M. Paham mengapresiasi Kementerian Luar Negeri yang telah berkolaborasi dalam penyelenggaraan Friends of Creative Economy Meeting 2023 serta menyebutkan mengenai komitmen dan aksi nyata Indonesia dalam pengarusutamaan ekonomi kreatif.

Terdapat 5 isu utama dalam Bali Creative Economy Roadmap 2022 dan salah satunya adalah pengarusutamaan ekonomi kreatif dalam mainstream economy.

Adapun Indonesia telah melaksanakan WCCE setiap dua tahun sekali dan FCE Meeting setiap tahun.

"Selain itu, Indonesia telah mengeluarkan UU Nomor 24 Tahun 2019 tentang ekonomi kreatif yang mengakui pentingnya ekonomi kreatif dalam perekonomian nasional,” katanya.

Selanjutnya, Direktur Jenderal Multilateral, Kementerian Luar Negeri Tri Tharyat menjelaskan bahwa pihaknya secara konsisten terus mendukung promosi ekonomi kreatif di berbagai forum internasional, termasuk FCE Meeting 2023.

Indonesia mendorong PBB dan berbagai pihak untuk meningkatkan dukungan yang nyata, berdampak, dan berkelanjutan dalam pengembangan ekonomi kreatif.

“Indonesia berencana untuk mengajukan rancangan resolusi Creative Economy for Sustainable Development pada Sidang Majelis Umum PBB tahun ini,” ujarnya.(ra)