Soal Investasi Berkelanjutan di Indonesia, BNP Paribas sebut Potensi Terbuka Lebar

Kegiatan forum Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2023. (gemapos/ant)
Kegiatan forum Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2023. (gemapos/ant)


Gemapos.ID (Jakarta) - Potensi investasi berkelanjutan di Indonesia masih terbuka lebar dan untuk mengoptimalkannya dibutuhkan akses ke sumber pendanaan termasuk investasi, baik dari dana publik maupun swasta, kata Presiden Direktur PT BNP Paribas Asset Management Priyo Santoso.

"Investasi berkelanjutan di Indonesia terus meningkat dan PT BNP Paribas Asset Management merupakan salah satu pelopor penerapan investasi berkelanjutan di Indonesia yang menawarkan produk investasi berbasis environmental, social, and governance (ESG) pada 2016," kata Priyo dalam keterangan di Jakarta, Rabu (27/9/2023).

Hal tersebut disampaikan saat pembahasan dalam sesi Unlocking Sustainable Investment for Climate Action dalam forum Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2023.

Dikatakan pertama kalinya pihaknya memperkenalkan tema ESG ke dalam proses investasi ke dalam reksa dana syariah berbasis efek luar negeri. Pada saat itu, kesadaran investor dan investment di equity market di Indonesia memang masih belum cukup.

Kemudian, pada 2018, perusahaan menerbitkan produk reksa dana bertema Sustainable and Responsible Investment, sebagai salah satu cikal bakal tumbuhnya minat investor di Indonesia pada isu keberlanjutan.

"Kami mulai di tahun 2018 itu dengan dana kelolaan yang cukup kecil jadi masih di sekitar Rp200 miliar," kata Priyo.

Namun lambat laun, produk ini berhasil menggalang investasi sebesar Rp3 triliun per Agustus 2023.

Priyo menuturkan untuk mendorong peningkatan investasi berkelanjutan, sejak awal 2022 pihaknya juga sudah melakukan pendekatan dengan berbagai perusahaan, termasuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Direktur Operasi dan Keuangan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Darwin Trisna Djajawinata mengatakan untuk mengawal investasi hijau di Indonesia, special purpose vehicle ini harus menekankan pada aspek edukasi dalam pendanaan proyek.

"Kita berikan mereka waktu sampai dengan satu tahun, lalu kita monitor, dan bagaimana ini nanti akan berpengaruh terhadap dengan proses pencairan pendanaan mereka berikutnya," katanya.

Darwin mengatakan edukasi menjadi perhatian SMI, bukan hanya dari segi pembiayaan dan investasi. Tujuannya agar proyek-proyek yang menerima fasilitas investasi berkelanjutan bisa memenuhi aspek keberlanjutannya.(ns)