Desa Wisata Pasir Panjang Kobar Berhasil Raih Juara Harapan ADWI 2023

Kunjungan Pj Bupati Kotawaringin Barat Budi Santosa bersama Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf ke Desa Wisata Pasir Panjang (foto: gemapos/antara)
Kunjungan Pj Bupati Kotawaringin Barat Budi Santosa bersama Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf ke Desa Wisata Pasir Panjang (foto: gemapos/antara)


Gemapos.ID (Jakarta)- Desa Wisata Pasir Panjang di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, meraih juara harapan pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI)  2023.

"Desa Wisata Pasir Panjang berhasil meraih juara harapan dalam kategori homestay dan toilet. Penghargaan tersebut tidak terlepas dari dukungan pihak-pihak dan masyarakat Kobar," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Barat, Wahyudi di Pangkalan Bun, Jumat.

Dia pun berharap, prestasi yang kembali diraih Dewa Wisata Pasir Panjang dapat menjadi motivasi untuk desa-desa wisata lain untuk terus mengembangkan potensinya.

"Jadi, objek wisata di masing-masing desa di Kobar bisa semakin menarik wisatawan sekaligus menggerakkan perekonomian masyarakat setempat," kata Wahyudi.

Dia mengungkapkan, sebelumnya Desa Wisata Pasir Panjang masuk 75 besar desa wisata  terbaik yang sudah terkurasi dan divisitasi oleh Kemenparekraf. Pada 21-22 Juni 2023 lalu, tim juri dari Kemenparekraf telah melakukan penilaian ke Desa Wisata Pasir Panjang.

"Pengumuman ADWI 2023 mengusung tema “Dari Desa untuk Indonesia Bangkit, Pariwisata Berkelas Dunia”, itu sudah dilakukan langsung dari di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur," ungkapnya.

Wahyudi mengungkapkan,  bangkitnya pariwisata itu dimulai dari desa, karena kekayaan alam, luhurnya adat dan budaya, serta semangat masyarakat di desa.

"Pasir Panjang ini merupakan desa lokal yang unik, selain terletak di dalam kota, di desa Pasir Panjang ini juga sebagai wujud dari Bhinneka Tunggal Ika," katanya.

Desa Pasir Panjang sebagai wujud Bhinneka Tunggal Ika, dikarenakan di desa tersebut tempat ibadahnya berdiri secara berdampingan yakni masjid bagi umat Islam, gereja bagi umat Kristiani, maupun Kaharingan.

"Begitu juga dengan pemakamannya, ini harus dipertahankan dan ini merupakan bukti nyata bahwa masyarakat Kobar cinta kedamaian," kata Wahyudi.(pa)