Dispertan Boyolali Imbau Petani Perhatikan Pola Tanam untuk Hadapi Bencana Kekeringan

Seorang petani saat menjaga tanaman padi dari serangan burung di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, Jateng (foto: ant)
Seorang petani saat menjaga tanaman padi dari serangan burung di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, Jateng (foto: ant)


Gemapos.ID (Jakarta)- Dinas Pertanian Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, mengimbau para petani memperhatikan pola tanam yang benar untuk menghadapi bencana kekeringan dampak fenomena El Nino di wilayah setempat.

"Kami berharap petani dengan pola tanam jenis palawija yang tidak banyak membutuhkan air untuk antisipasi bencana kekeringan saat ini," kata Kepala Dispertan Boyolali Joko Suhartono, di Boyolali, Jumat.

Joko Suhartono menjelaskan jika petani menanam tanaman padi di lahan irigasi teknis, menggunakan varietas padi yang tahan kekeringan, berumur pendek, dan tahan organisme pengganggu tanaman (OPT). Selain itu, petani dapat menerapkan irigasi hemat air.

"Kami dalam mengantisipasi bencana kekeringan di Boyolali antara lain dengan identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, sehingga dapat dicarikan langkah-langkah antisipasi," katanya.

Selain itu, Dispertan juga mendorong pemerintah desa, dengan anggaran desa untuk mengalokasikan pembangunan embung atau program satu desa satu embung, peningkatan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki sumur dangkal atau sumur dalam di dekat lahan, kemudian membenahi parit, rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan program pompanisasi.

"Kami antisipasi bencana kekeringan juga melakukan koordinasi lintas pemangku kepentingan sebagai upaya mitigasi seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU)," katanya lagi.

Namun begitu, para petani di Boyolali sudah punya pengalaman setiap musim kemarau tiba banyak yang menanam tanaman jenis palawija seperti jagung, kedelai, singkong dan lainnya yang tidak membutuhkan banyak air. Tapi, kegiatan sosialisasi ke petani terus dilakukan agar tidak gagal panen.

Sementara itu, produksi tanaman jagung di Boyolali hingga Juli 2023 masih aman, dengan luas tanam sebanyak 23.050 hektare. Sedangkan, luas panen tanaman jagung mencapai 27.919 ha. Produktivitas tanaman jagung di daerah ini, mencapai sekitar 56,19 kuintal per ha dan produksi hingga Juli mencapai 156.889 ton.

Sedangkan, persediaan pangan seperti beras di Boyolali masih aman. Produksi gabah pada semester pertama hingga Juli 2023 ini, sebanyak 224.987 ton gabah kering giling (GKG) dengan luas panen 41.103 hektare dengan produktivitas rata-rata 58,63 kuintal per ha.

Produksi gabah di Boyolali hingga Semester I 2023 mencapai 127.928 ton setara beras atau mengalami surplus sekitar 67.677 ton. Jadi Boyolali masih aman pangan sehingga menjadi salah satu daerah mendukung ketersediaan pangan di wilayah Jateng.(ap)