Rencana Gila AS Ledakkan Nuklir di Bulan untuk Gertak Soviet

siluet pesawat dibula (foto: istock)
siluet pesawat dibula (foto: istock)


Gemapos.ID (Jakarta) Pada tahun 1950-an, ketika AS dan Uni Soviet berlomba pamer kekuatan, para ilmuwan AS menyusun rencana yang aneh dan gila. Mereka berencana menghancurkan permukaan Bulan dengan meledakkan bom nuklir untuk menakut-nakuti Soviet.

Proyek A119 adalah proposal rahasia untuk meledakkan bom hidrogen di Bulan. Bom hidrogen jauh lebih merusak daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada tahun 1945, dan merupakan desain senjata nuklir terbaru pada saat itu.

Orang-orang yang terlibat diminta untuk mempercepat proyek tersebut oleh perwira senior di Angkatan Udara Reiffel yang juga membuat banyak laporan antara Mei 1958-Januari 1959 tentang kelayakan rencana tersebut.

Meskipun mungkin membantu menjawab beberapa pertanyaan ilmiah dasar tentang Bulan, tujuan utama Proyek A119 adalah sebagai unjuk kekuatan. Bom itu akan meledak di Garis Terminator, perbatasan antara sisi terang dan gelap Bulan, untuk menciptakan kilatan cahaya terang yang dapat dilihat oleh siapa pun, terutama oleh Soviet, dengan mata telanjang. Tidak adanya atmosfer di Bulan, berarti tidak akan ada awan jamur.

Namun pada 1950-an itu, Perang Dingin antara AS dan Soviet tampaknya tidak dimenangkan oleh AS. Pendapat politik dan populer di AS berpendapat bahwa Uni Soviet unggul dalam pertumbuhan persenjataan nuklirnya, khususnya dalam pengembangan, dan jumlah, pembom nuklir, serta rudal nuklir.

Pada tahun 1952, AS telah meledakkan bom hidrogen pertama. Tiga tahun kemudian Soviet mengejutkan pemerintahan Washington dengan meledakkan bom mereka sendiri. Pada tahun 1957 mereka bermanuver lebih baik dengan memamerkan keunggulan dalam perlombaan teknologi luar angkasa melalui peluncuran Sputnik 1, satelit buatan pertama yang mengorbit di seluruh dunia.

Anehnya, ketegangan Perang Dingin juga memotivasi Soviet untuk mengembangkan rencana mereka. Diberi nama sandi E4 , rencana mereka adalah tiruan dari rencana Amerika, dan akhirnya dibatalkan oleh Soviet karena alasan takut peluncuran gagal dan malah menyebabkan bom jatuh di tanah Soviet.

Pada tahun 2000 Reiffel mengatakan bahwa rencana meledakkan bom nuklir di Bulan sangat mungkin dilakukan secara teknis, dan ledakan itu akan terlihat di Bumi. Rusaknya lingkungan murni di Bulan agaknya tidak terlalu mengkhawatirkan Angkatan Udara AS, meskipun para ilmuwan mengkhawatirkannya.

"Proyek A119 adalah salah satu dari beberapa ide yang dilontarkan sebagai tanggapan yang menarik terhadap Sputnik," kata Alex Wellerstein seorang sejarawan sains dan teknologi nuklir.

"Apa yang AS lakukan pada akhirnya adalah memasang satelit mereka sendiri, dan itu memakan waktu cukup lama, tetapi mereka melanjutkan proyek ini dengan agak serius, setidaknya hingga akhir 1950-an," sebutnya.

Menurutnya, ini adalah pengetahuan yang cukup menarik tentang pola pikir AS pada saat itu, yakni dorongan untuk bersaing dengan cara menciptakan sesuatu yang sangat mengesankan. "Saya pikir, dalam hal ini, rasanya beda tipis antara mengesankan dan mengerikan," tambahnya.

Bisakah rencana ini muncul lagi terlepas dari konsensus internasional? Sejauh ini, Pentagon dan misi luar angkasa AS memang sedang mengincar eksplorasi Bulan selain Mars. Namun tampaknya upaya meledakkan nuklir di Bulan tampaknya menguap begitu saja. Sebagian besar detail Proyek A119 pun masih diselimuti misteri. Banyak dari mereka tampaknya hancur dan gagal.(da)