Kematian Ganjil Penembak Kantor MUI, Diserahkan ke Polisi Masih Sehat?

Wakil Sekjen MUI Ikhsan Abdullah (ist)
Wakil Sekjen MUI Ikhsan Abdullah (ist)

Gemapos.ID (Jakarta) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mempertanyakan alasan kematian Mustopa yang menjadi pelaku penembakan kantor MUI pada Selasa (2/5).

Wakil Sekjen MUI Ikhsan Abdullah mengatakan Mustopa masih bernyawa saat diserahkan kepada polisi.

"Mengapa kemudian Mustopa mati? Padahal ketika diserahkan kepada polisi masih hidup dan dibawa ke polsek masih hidup," kata Ikhsan kala ditemui di Gedung MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/5).

"Kemudian yang mati siapa? Apakah Mustopa atau bukan? Karena waktu dari sini masih bagus, masih hidup," tambahnya.

Ikhsan menuturkan sejumlah saksi yang telah diperiksa mengetahui kejadian tersebut. Mereka mengatakan Mustopa masih dalam keadaan hidup saat diserahkan kepada pihak kepolisian.

"Saksi semua diperiksa dari 5 saksi 7 saksi mengatakan sama yang mengetahui peristiwanya, melihat peristiwanya, menyaksikan peristiwanya dan mengalami nasib tertembak mengatakan bahwa yang bersangkutan ketika diserahkan kepada polisi masih hidup, masih sehat," tutur Ikhsan.

Ikhsan juga mempertanyakan hasil pemeriksaan jenazah pelaku, karena berdasarkan keterangan yang didapat, bagian luar tubuh jenazah tidak terdapat luka.

"Karena menurut dokter di sana mengatakan jasadnya baik-baik, tidak ada luka di luar tubuhnya, ini kan tanda tanya besar, apakah itu Mustopa yang mati?" kata Ikhsan.

Ia mengatakan pihaknya akan meminta keterangan dari pihak dokter rumah sakit yang melakukan visum terhadap jenazah pelaku.

"Maka nanti kami akan meminta kepada dokter Rumah Sakit, pimpinan dr Sutanto yang melakukan visum, yang melakukan bedah mayat di sana, untuk bisa menjelaskan matinya itu kapan dan kenapa?" kata Ikhsan

Sebelumnya, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramat Jati Brigjen Pol Haryanto mengungkapkan kondisi mayat penembak kantor MUI tidak menunjukkan luka di bagian luar tubuh.

Haryanto menjelaskan kondisi tubuh pelaku tidak mengalami kekerasan hingga timbul luka di bagian luar. Namun, identifikasi lebih lanjut tetap dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian.

"Ini kan baru kita periksa, kita belum tahu. Tapi wujud luar itu wujudnya bagus," ujar Haryanto di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (2/5).

"Artinya, tanpa kekerasan yang menimbulkan perlukaan di luar, enggak ada," tambahnya.

Sebelumnya Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan Mustopa punya riwayat penyakit jantung dan asma.

"Istrinya juga diperiksa yang bersangkutan memiliki riwayat sakit jantung dan asma," kata Hengki, Kamis (4/5).

Hengki mengungkapkan polisi juga menemukan sejumlah obat dari tas milik Mustopa. Ia menuturkan beberapa di antaranya merupakan obat asma.

"Kemudian yang kita dapatkan ini 11 kaplet obat asma juga termasuk obat-obat yang lain, sekarang sedang didalami oleh kedokteran kesehatan Polda Metro Jaya," ucap dia.

Namun, Hengki menyebut penyidik masih menunggu hasil autopsi dari RS Polri Kramat Jati untuk memastikan penyebab kematian Mustopa.

Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko juga menyampaikan masih menunggu hasil autopsi. Ia mengatakan hasil autopsi membutuhkan waktu.

"Tentu sama-sama kami berharap juga kepada seluruh teman-teman media kita tunggu hasilnya nanti secara komprehensif kita sampaikan seluruhnya hasil autopsi," katanya.(da)