Komrad Pancasila Ajak Masyarakat Budayakan Politik yang Beradab

Foto bersama Komunitas Masyrakat Arus Depan Pancasila (Komrad Pancsila) usai diskusi publik, Kedai Tempo, Jakarta, Jumat (10/2/2023). (doc)
Foto bersama Komunitas Masyrakat Arus Depan Pancasila (Komrad Pancsila) usai diskusi publik, Kedai Tempo, Jakarta, Jumat (10/2/2023). (doc)

Gemapos.ID (Jakarta) - Komunitas Masyrakat Arus Depan Pancasila (Komrad Pancsila) memandang budaya politik Indonesia haruslah politik yang beradab. Komrad menegaskan membangun pradigma politik yang beradab harus dimulai dari kaum muda. 

“Kita semua menginginkan Politik kita bisa selaras dengan peradaban agar selaras. Bangsa ini punya cita-cita Indonesia 45 yaitu Indonesia emas,” kata Ketua Komrad Pancasila, Anthony saat membuka Diskusi Publik di Jakarta, Jumat (10/2/2023).   

Komrad Pancasila memandang Kebhinekaan yang ada di Indonesia sebenarnya sudah Taken For Granted, Kebhinekaan ini bukan karena hadirnya para pendatang baru yang berlainan Etnis, Ras Atau Agama. 

Dalam diskusi yang berlangsung panas ini, Ranto Pasaribu salah seorang narasumber mengajak untuk melakukan gerakan beradab untuk melawan politik yang tidak beradab atau pemecah belah. 

“Menjadi suatu hal yang penting bagi situasi saat ini untuk tidak hanyut dalam topik politik identitas, kita buat gerakan yang masif supaya mulai saat ini clear, kedepan saya berharap pertemuan ini menjadi pantikan kedepan,” kata Ranto yang juga salah satu Ketua Pengurus Pusat GMKI (PP GMKI).

Masih di tempat yang sama, Irfandi Fesanlau, narasumber lainnya, menyiaratkan politik kondusif yang digawangi anak muda kunci untuk membangun politik beradab. 

“Anak muda harus mengambil peran untuk memulai selangkah lebih maju. Generasi muda menjadi peran penting untuk menjadi solusi atas permasalahan sosioekonomi sampai politik. Tidak ada yang merubah kecuali dirisendiri,” papar Fandi seraya mengajak peserta. 

Perlu diketahui, kontestasi pesta demokrasi tahun 2024 tidak terasa sebentar lagi di depan mata. Fenomena banyaknya pendengung pada tahun 2019 huga menjadi sorotan. Edger Silalahi narasumber terkahir mengkritik keras, bahkan menganggap pendengung membawa politik Indonesia semakin tidak beradab. 

“Seperti yang telah disampaikan KPU pemilih mendatang seperti golongan muda menjadi salah satu hal yang menjadi penting karena bonus demografi. Jangan seperti tahun 2014 yang lalu politik kotor dengan buzzer yang menjadikan corak politik yang tak bagus,” ungkap Edger. 

Diskusi ini berlangsung penuh dinamika dan tanya jawab dengan mengusung tema membangun paradigma politik yang beradab bagi kaum muda dalam menghadapi tahun politik berakhir dengan tertib dan penuh tnaya jawab dari peserta diskusi.