Milenial Menjadi Sasaran Perekrutan Teroris

Susaningtyas Kertopati
Susaningtyas Kertopati
Gemapos.ID (Jakarta) - Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Kertopati mengatakan generasi milenial menjadi sasaran utama perekrutan teroris. Milenial kebanyakan masih mencari jati diri dan mengikuti arah pihak yang paling berpengaruh. Serangan teror Mabes Polri dilakukan oleh seorang wanita berusia 26 tahun dan serangan bom Makassar dilakukan oleh pasangan milenial yang masih berusia 26 tahun. "Mereka adalah korban dari penetrasi ideologi kekerasan global yang masuk ke Indonesia," kata Nuning, sapaan Susaningtyas. Pola rekrutmen berkembang menjadi lebih terbuka menggunakan ruang publik seperti sekolah, kampus, dan perkumpulan kegiatan-kegiatan keagamaan. "Oleh karenanya, pemerintah juga harus melibatkan milenial sebagai upaya melakukan pencegahan agar tidak ada perekrutan baru," ujarnya. Untuk menganalisa kejadian terorisme harus holistik. Kejadian bom bunuh diri itu sinyal bahwa mereka ingin menunjukkan eksistensinya. "Oleh karena itu harus dikenali embrio terorisme di Indonesia itu apa saja," ujarnya. Pemetintah mesti melibatkan milenial dan tokoh-tokoh publik. "Rekrutmen terorisme selain dilakukan tertutup, juga ada ruang publik yang dipakai dalam proses penjaringan seperti di media sosial," kata Nuning. Proses rekruitmen juga dilakukan dengan enabling environment yaitu menormalisasi hal yang tidak normal dirasa normal. "Ini tidak boleh disepelekan dan harus jadi perhatian serius semua kalangan, " ucapnya. Nuning meneruskan militer dapat dilibatkan dalam penanganan terorisme. Penanganan ini cenderung masih dalam klasifikasi kejahatan terhadap publik sehingga cenderung ditangani Polri semata. "Jika terorisme mengancam keselamatan Presiden atau pejabat negara lainnya sebagai simbol negara, maka terorisme tersebut menjadi kejahatan terhadap negara dan harus ditanggulangi oleh TNI," ucapnya. Pengamat terorisme Alto Labetubun menjelaskan di Timur Tengah, kelompok teroris menggunakan berbagai platform teknologi untuk menjaga eksistensi organisasinya. Walaupun secara wilayah ISIS tidak lagi menguasai Suriah namun mereka masih punya sistem di dunia ''cyber daulah', "Aparat pemerintah lebih melibatkan berbagai potensi masyarakat untuk mencegah terorisme," ucapnya., Sebelumnya, Rabu (31/3/2021) pukul 16.30 terduga teroris masuk ke dalam kawasan Mabes Polri. Dia sempat menodongkan senjata api kepada aparat yang sedang bertugas di sekitar gerbang Mabes Polri. Tidak menunggu lama terduga terorisĀ  tersebut dilumpuhkan dengan tembakan oleh petugas karena mengancam keselamatan.