Pastikan Program Delivered, Wamenag Minta ASN Keluar dari Zona Nyaman
"Harus ada perubahan paradigma berfikir aparatur yang menangani pendidikan Islam. Paradigma pesimistik menjadi optimistik, orientasi pragmatis ke idealis dan paradigma dilayani menjadi paradigma melayani," tandas Wamenag. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menegaskan kepada jajarannya untuk terus berbenah. Apalagi menurutnya, sistem pendidikan islam, khususnya madrasah telah banyak menjadi rujukan negara lain. Menurutnya, Indonesia adalah negara yang memiliki lembaga pendidikan islam terbesar di dunia. "Dan madrasah di Indonesia adalah yang termodern di dunia," paparnya. Hal ini yang kemudian menurut Kamaruddin, membuat negara lain seperti Thailand dan Filipina ingin belajar tentang pengelolaan pendidikan islam di Indonesia. "Bahkan Filipina akan mengadopsi seratus persen pola pendidikan di madrasah, untuk diterapkan di sana," tutur Kamaruddin. "Dalam waktu dekat, kami akan diundang ke sana untuk menyampaikan secara teknis, bagaiamana pengelolaan madrasah di Indonesia," imbuhnya. Kamaruddin juga menyampaikan Rapim Ditjen Pendis yang berlangsung selama tiga hari, sejak 10-12 Februari 2020 ini memiliki dua tujuan. Pertama untuk mengevaluasi program yang telah dilaksanakan pada tahun 2019, dan kedua untuk mereview kembali program di 2020. "Masih ada kesempatan kita untuk melakukan perbaikan, sehingga program yang kita buat pun ter-delivered di masyarakat," tegasnya di hadapan pejabat eselon I hingga pejabat eselon IV di lingkungan Ditjen Pendis.(AAN)