Dinkes Jakarta Akan Diinvestigasi Tentang Helena Lim

teguh nugroho
teguh nugroho
Gemapos.ID (Jakarta) - Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya turut melakukan investigasi terhadap kasus selebgram Helena Lim yang mendapatkan vaksin Covid-19. Padahal, Helena diduga bukan target vaksinasi tahap pertama, yakni tenaga kesehatan (nakes). Ombudsman Jakarta menyayangkan dapat dilakukannya vaksinasi terhadap Helena Lim dan rombongannya di Puskesmas Kebon Jeruk, hanya dengan menunjukkan surat keterangan sebagai mitra Apotek Bumi di Jakarta. Fenomena ini salah satu bagian dari puncak gunung es terkait database nakes yang buruk dan alur pendistribusian vaksin untuk nakes. Kepala Perwakilan Ombudsman Jakarta Raya Teguh P Nugroho mengatakan akan meminta keterangan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta terkait hal tersebut. Pertemuan dengan Dinkes DKI akan dilakukan secara daring pada Senin atau Selasa depan. "Pemeriksaan yang dilakukan pihaknya adalah berdasarkan prakarsa sendiri tanpa menunggu laporan masyarakat," katanya, Pemeriksaan ini bukan hanya untuk mencari kesalahan, namun untuk memperbaiki celah dalam database dan mekanisme pendistribusian vaksin sesuai dengan ketentuan. Potensi kesalahan pertama terdapat di sistem vaksinasi yang belum cukup bagus untuk mencegah kesalahan data. "Saya berasumsi ada oknum yang memanfaatkan kelemahan sistem tersebut," ujarnya. Data penerima vaksin sudah pasti sesuai perencanaan dan nama nakes penerima sudah pasti sesuai dengan pengajuan. Jatah nakes siapa yang digunakan oleh Helena Lim dan rombongannya. "Jika memang terjadi kesalahan pada sistem, maka harus ada perbaikan terhadap sistem distribusi vaksin," tuturnya. Jika hanya dilakukan hukum pidana terhadap oknum, tanpa perbaikan sistem, akan terjadi ‘kebocoran’ yang lebih tinggi lagi pada tahap vaksinasi selanjutnya. Pemilik Apotek Bumi, Elly Tjondro mengakui Helena adalah kolega usaha apoteknya, sehingga Helena berhak menerima vaksinasi. Dia membawa keterangan bekerja di apotek sebagai penunjang.  Apotek merupakan salah satu sarana kefarmasian yang masuk dalam prioritas pertama.