Sampah Bisa Biayai Pengobatan di Malang

sampah-bisa-biayai-pengobatan-di-malang
sampah-bisa-biayai-pengobatan-di-malang
Gemapos.ID (Malang) - Kota Malang merupakan salah satu kota di Indonesia yang mengalami masalah sampah. "Banyak sampah-sampah berkeliaran di jalan-jalan," kata Sulayati, salahsatu peserta klinik sampah. Suatu data memperkirakan sampah sekitar 15 ton belum dikelola terdapat di jalan setiap hari. Pemerintah sudah mengupayakan pengurangan sampah plastik dengan mengurangi penggunaan kantong plastik sejak 2016. Namun hal ini hanya mengurangi sedikit persoalan sampah. Bahkan, hasil penelitian menemukan pencemaran mikro plastik di sungai Brantas, Malang makin memburuk. Jika dilihat dari asal sampah di bantaran sungai, sampah plastik dan kertas yang paling mendominasi. Padahal sampah jenis ini mesti diolah lantaran memiliki nilai ekonomi. Hal inil membuat seorang dokter mencetuskan suatu ide berupa 'klinik sampah' Semula dia prihatin akibat seorang pemulung hanya berpenghasilan tidak cukup. Jadi, dia tidak bisa mengobati anaknya yang sakit, karena tidak memiliki biaya. Klinik sampah merupakan salah satu solusi untuk permasalahan itu. "Hampir setiap hari, setiap rumah, setiap orang, menghasilkan sampah," jelas dr. Gamal Albinsaid, pendiri klinik asuransi sampah. Para petugas asuransi klinik sampah akan mengambil sampah dua kali dalam seminggu. Hasil dari sampah yang dikumpulkan penyetor tidak ditukar dengan uang, melainkan dengan kartu pengobatan yang dipakai di klinik kesehatan. Pada 2019 tercatat ada 664,62 ton sampah diproduksi warga Malang setiap hari. Namun ini hanya bisa ditangani Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang sekitar 527 ton. Ide klinik sampah bisa menjadi bisnis berbasis social interpreuner yang inspiratif. (dw/aan)