Kementan Berikan Bantuan Senilai Rp177 Miliar Bagi Petani Terkena Banjir di Jateng

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau lahan pertanian di Grobogan, Jawa Tengah (foto: gemapos/antara)
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau lahan pertanian di Grobogan, Jawa Tengah (foto: gemapos/antara)

Gemapos.ID (Jakarta)- Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan bantuan untuk petani terdampak banjir yang tersebar di sejumlah daerah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dengan total senilai Rp177 miliar.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

“Dari Rp177 miliar bantuan yang diberikan, Rp175 miliar berupa benih padi dan jagung dan Rp2 miliar untuk optimalisasi pompanisasi di Jawa Tengah,” katanya.

Kemudian, Amran menyampaikan pemberian bantuan dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan untuk membantu kelompok tani yang ada di Provinsi Jawa Tengah sehingga bisa kembali produktif dalam menghasilkan pangan.

Ia merinci, untuk bantuan benih dari total Rp175 miliar tersebut terdiri atas benih padi untuk lahan seluas 126,7 hektare senilai Rp43,1 miliar, dan benih jagung untuk lahan seluas 146,5 hektare senilai Rp131,9 miliar. Bantuan tersebut diserahkan kepada Pemprov Jawa Tengah.

Bantuan benih padi dan jagung tersebut, kata dia, nanti akan disalurkan melalui pemerintah provinsi kepada kelompok tani yang terdampak banjir.

Sedangkan, untuk bantuan senilai Rp2 miliar berupa dua unit pompa air, 15 unit irigasi perpompaan serta dua unit Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) khusus untuk di Kabupaten Grobogan.

Selain itu, Amran juga mendorong percepatan tanam melalui penerapan pompanisasi di Jawa Tengah. Sistem pengairan ini dapat memberi jaminan ketersediaan air sehingga petani leluasa menanam di segala musim.

Ia optimistis pompanisasi efektif dalam peningkatan produksi serta langkah tersebut dilakukan untuk memitigasi dampak fenomena alam El Nino terhadap penurunan produksi berbagai komoditas pangan khususnya padi.

“Target kita adalah pompanisasi, yang dulunya tanam satu kali bisa menjadi dua kali, dua kali bisa menjadi tiga kali, air ini kita sedot menggunakan pompa, ini kami lakukan khususnya untuk memitigasi resiko dampak El Nino yang ditimbulkan” ungkap Amran.

Amran mengungkapkan, sebagai salah satu wilayah sentra padi di Indonesia, Jawa Tengah memiliki kurang lebih 300 ribu hektar lahan tadah hujan yang penanamannya dapat dimaksimalkan melalui penerapan pompanisasi.

Selanjutnya ia mengatakan, untuk merealisasikan program ini, ada Anggaran Biaya Tambahan (ABT) untuk pertanian yang salah satu fokusnya akan digunakan untuk pengadaan ribuan unit pompa.

“Kami sudah siapkan pompa untuk tahap pertama di Jawa Tengah itu 5.000 unit, karena ada 300 ribu hektar tadah hujan, yang tanamnya satu kali bisa dua kali, sehingga produksi Jawa Tengah nanti bisa meningkat” beber Mentan Amran.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Setda) Jawa Tengah Sumarno mengatakan selama memasuki pertengahan Maret 2024, beberapa daerah di provinsi tersebut mengalami bencana banjir.

Adapun banjir tersebut melanda sejumlah daerah, seperti Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Pati, Kendal, Kota Semarang, Pekalongan, dan Jepara. Banjir tidak hanya menggenangi permukiman warga, tetapi juga melanda lahan pertanian.

“Untuk bantuan dari Kementerian Pertanian khususnya benih padi dan jagung nanti Dinas Pertanian yang akan mendistribusikan kepada para petani. Pembagiannya juga bersama Forkopimda,” kata Sumarno.(ar)