5 Jenis Pohon Pule/pulai Paling Best Seller, Nomor 5 Paling di Cari

Ilustrasi- Pohon Pule/pulai (foto: gemapos/istock)
Ilustrasi- Pohon Pule/pulai (foto: gemapos/istock)

Gemapos.ID (Jakarta)- Pohon Pule, yang memiliki nama ilmiah Alstonia scholaris, adalah salah satu spesies pohon yang paling dicari dan bernilai di berbagai wilayah. Ini adalah pohon berdaun lebar yang berasal dari Asia Tenggara dan banyak digunakan dalam berbagai industri. Berikut adalah lima jenis Pohon Pule yang paling banyak dicari.

1. Pule Putih (Alstonia scholaris)

Pohon Pule putih adalah spesies yang paling umum dari keluarga Alstonia scholaris. Tumbuhan ini memiliki kulit putih yang khas dan daun berbentuk oval. Pohon Pule putih biasanya ditemukan di hutan-hutan tropis.

Pohon ini dikenal sebagai varietas lokal pule di pulau Jawa, umumnya tumbuh di daerah dengan tanah sub kering dan tidak memiliki kecenderungan terhadap kelebihan air.

Ukuran pohon pule putih dapat mencapai dimensi yang besar dan tinggi, dengan kulit yang berwarna putih namun memiliki sentuhan kecoklatan.

Selain itu, bentuk pohon ini proporsional dari bagian bawah hingga bagian atas, dan tajuknya yang luas memberikan ciri khasnya. Pohon ini juga mengembangkan karakteristik batang semi fosil ketika telah mencapai usia puluhan tahun.

2. Pule Hitam (Alstonia muelleriana)

Pule hitam memiliki kulit yang berwarna gelap dan sering ditemukan di hutan-hutan basah di Asia Tenggara. Kayu Pule hitam memiliki kekuatan yang cukup tinggi dan tahan lama.

Pohon ini sering ditemukan di daerah Sumatra, terutama di sekitar pinggiran sungai yang memiliki pasokan air yang mencukupi.

Sifat tanaman pule hitam hampir serupa dengan pule putih, meski dengan perbedaan mencolok hanya pada warna kulitnya yang berwarna hitam. Walaupun biasanya tumbuh di lingkungan berair, pule hitam dapat berhasil hidup saat dipindahkan ke tanah sub kering. Pule hitam juga dapat mengalami proses semi fosil ketika mencapai usia tertentu.

3. Pule Kuning (Alstonia angustiloba)

Pule kuning memiliki ciri khas kulit berwarna kuning yang membedakannya dari jenis pule lain. Pohon ini adalah varietas pohon pule yang benar-benar dapat mengalami transformasi menjadi fosil setelah mencapai usia puluhan tahun, minimal 20 tahun.

Adapun tanaman pule kuning ini menghuni daerah timur seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), yang tanahnya cenderung kering atau memiliki sedikit air. Kondisi lingkungan ini menyebabkan pertumbuhan pohon pule kuning menjadi lambat, memberikan karakter alami yang mirip dengan fosil.

4. Pule Air (Alstonia pneumatophora)

Pohon Pule Air memiliki daun yang lebih kecil dan lebih ramping dibandingkan dengan spesies lainnya. Pohon ini dikenal karena memiliki akar napas yang mencuat di atas permukaan tanah, memungkinkannya untuk tumbuh di daerah rawa-rawa atau berawa, dan pohon ini sering ditemukan di pulau Sumatra.

Pohon pule air ini memiliki tinggi cambium yang signifikan, dan perbedaannya dengan jenis lainnya adalah bahwa pule air tidak dapat dipindahkan ke daerah yang kering.

Perlu diingat, jika pule air dipindahkan ke tanah kering, batangnya akan mengempes atau kehilangan isi, sehingga dalam pertumbuhannya, pohon pule air memerlukan pasokan air yang cukup untuk kelangsungan hidupnya.

5. Pule Fosil

Umumnya pohon pule fosil terbentuk dari jenis pule kuning, itu karena pule kuning memiliki potensi untuk menjadi fosil. Namun biasanya, pule yang sering dijadikan pohon pule fosil adalah jenis pule putih, dengan cara melakukan penyayatan pada kulitnya.

Meski demikian, karakter fosil yang dihasilkan dari penyayatan pada pule putih tetap mempertahankan kealamian dan keindahan yang lebih terlihat daripada pule fosil dari pohon pule jenis pule kuning, yang mengalami transformasi menjadi fosil secara alami.

Pohon Pule menjadi sumber daya yang berharga karena berbagai kegunaannya dan keindahannya. Namun, penting untuk memastikan bahwa eksploitasi Pohon Pule dilakukan secara berkelanjutan demi menjaga keseimbangan ekosistem alaminya.(ra)