BRIN Sampaikan Potensi Penggunaan Robot di Fasilitas Nuklir

Tangkap layar - Webinar Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI) yang diselenggarakan pada Kamis (22/2).  (foto:gemapos/brin)
Tangkap layar - Webinar Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI) yang diselenggarakan pada Kamis (22/2). (foto:gemapos/brin)

Gemapos.ID (Jakarta) - Sesuai prinsip keselamatan radiasi, seorang pekerja radiasi harus memegang 3 prinsip utama, di antaranya perlindungan dengan menggunakan penahan atau shielding, menjaga jarak dengan sumber radiasi, serta bekerja dengan waktu sependek mungkin. Namun, untuk beberapa fasilitas nuklir dengan tingkat radiasi yang tinggi, penggunaan robot bisa menjadi solusi menghindari paparan radiasi.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Keselamatan, Metrologi, dan Mutu Nuklir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Susilo Widodo, menyampaikan potensi penggunaan robot untuk menggantikan manusia sebagai operator fasilitas nuklir dalam Webinar Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI) yang diselenggarakan pada Kamis (22/2). 

“Melalui webinar ini kita dapat mempelajari kemungkinan pembersihan/decomissioning fasilitas nuklir yang memiliki aktivitas radiasi yang tinggi menggunakan robot. Dengan menggunakan robot ini mampu mengukur paparan dan membersihkan radiasi pada fasilitas nuklir di BRIN,” terang Susilo yang juga Ketua HIMNI seperti dikutip gemapos, Minggu (25/2/2024). 

Pada webinar bertema “Progres Robotika Indonesia, Potensi Aplikasi di Bidang Nuklir” tersebut, Susilo juga menyampaikan bahwa pengembangan penggunaan robot ini ke depannya diharapkan dapat berupa robot yang dapat menyelam yang berguna dalam penanganan reaktor kolam. 

“Dengan menggunakan robot dalam reaktor tipe kolam, sehingga tidak perlu mengeringkan kolam dan operator radiasi masuk ke dalam kolam. Robot dapat dengan mudah membantu mengambil sesuatu yang terjatuh dalam kolam atau perbaikan komponen reaktor kolam yang memiliki aktivitas radiasi yang tinggi, sesuai prinsip keselamatan radiasi,” harap Susilo. 

Narasumber berikutnya Riyanto dari Pusat Riset Elektronika BRIN, menyampaikan bahwa ada 3 bagian besar dari robot yaitu elektronika yang berfungsi untuk sensor, informatika yang berfungsi sebagai pengontrol dan mekanika yang berfungsi sebagai aktuator robot. 

Perekayasa Ahli Muda ini menjelaskan bahwa dalam mengoperasikan robot, ada 5 bagian utama yang harus dipelajari. “Bagian tersebut meliputi gerakan, persepsi yang berpotensi dapat melihat tingkat paparan radiasi dengan menggunakan kamera gamma yang dipasang pada robot, interaksi robot dan manusia, aksi rasional serta navigasi untuk memahami lokasi fasilitas radiasi dengan paparan radiasi,” jelas Riyanto. 

Penggunaan robot di fasilitas nuklir sendiri sudah digunakan sejak tahun 1979 pada kejadian Three Mile Island untuk membersihkan fasilitas radiasi. Hingga pada tahun 2023 terdapat kompetisi robot untuk membersihkan radiasi fasilitas serta limbah nuklir.

Dengan adanya fasilitas nuklir di BRIN KST BJ Habibie Serpong yang sudah terpakai, di mana paparan radiasinya sangat tinggi maka operator fasilitas nuklir yang bekerja di fasilitas ini harus menggunakan baju pelindung dan waktu sesingkat mungkin untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Penggunaan robot diharapkan dapat memetakan paparan radiasi dan mampu membersihkan limbah radiasi.

Riyanto merencakan desain robot yang dibutuhkan untuk pembersihkan radiasi fasilitas nuklir ini.

“Robot diharapkan mampu bertahan dalam batas radiasi lingkungan dan dalam waktu tertentu, dapat berjalan atau bermanuver di medan tertentu, memiliki kemampuan mengumpulkan informasi data tertentu, menggunaan monitor sebagai penampil, memiliki sistem yang dapat dijalankan secara tele-operatif, sistem otonom serta memiliki kemampuan sistem untuk mengisi daya sendiri, kemampuan sistem dapat dipertahankan dan diperbaiki dengan robot lain dan mudah diprogram untuk perencanaan jalur atau perencanaan gerak,” tutup Riyanto. (*)