Selidiki Penyebab Banjir Libatkan Generasi Muda
Penanganan banjir di Tol Dalam Kota KM 14 (Universitas Taruma Negara) yang disebabkan rembesan Kali Grogol ke jalan tol, muka air Kali Grogol lebih tinggi dari jalan tol, penyempitan alur di muara Kanal Banjir Barat (KBB). Kondisi ini akibat permukiman yang mengisi badan sungai dengan lebar saat ini 30 meter atau berkurang 40 meter dari lebar awal 70 meter. Untuk penanganan jangka menengah dilakukan pengecekan dan penyiapan penanganan di kawasan yang berisiko tinggi seperti Perumahan Taman Mangu Indah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Puri Kartika Bekasi. Berikutnya, Kampung Pulo dan Pulo Gadung di Jakarta Timur (Jaktim) dan Bukit Duri Jakarta Selatan (Jaksel). Kemudian Perum Vila Mutiara, Cikarang Bekasi Laut di Kabupaten Bekasi, Tanggul Pantai Eksisting Pluit di Jakut serta Bendung Gerak di Kota Bekasi. “Untuk mengurangi risiko banjir di Bekasi, Kementerian PUPR sudah menyiapkan desain penanganan Kali Bekasi yang menjadi hilir dari Sungai Cileungsi-Cikeas. Dimana tahun ini dilaksanakan value engineering terhadap desain yang diikuti dengan pekerjaan konstruksi," ucapnya. Selain itu penanganan jangka menengah seperti Normalisasi Kali Angke yang pengerjaannya dianggarkan pada Tahun Anggaran (TA) 2020 untuk menjaga keamanan bangunan Gardu Induk Kembangan yang merupakan bagian dari Jaringan Distribusi Jawa-Bali. Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian PUPR sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Widiarto menambahkan para generasi muda PUPR ini untuk membantu pekerjaan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC). “Mereka merupakan generasi PUPR masa depan yang membutuhkan pengalaman menghadapi situasi darurat seperti banjir dan bagaimana penanganannya untuk rehabilitasi dan rekonstruksi selanjutnya,”tukasnya., Pakar Kebijakan Publik Agus Pambagio menanggapi generasi muda PUPR beruntung mendapatkan penugasan ini karena pengalaman berharga untuk praktek lapangan. Setelah diketahui penyebabnya bagaimana agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. “Bencana tidak bisa dihindari, tapi bisa dikurangi dampaknya," tuturnya. (mam)