Tahun 2024, Mandiri Sekuritas 10 Miliar Dolar AS Dana Masuk RI

Chief Economist PT Mandiri Sekuritas Rangga Cipta. (gemapos/tribunnews.com)
Chief Economist PT Mandiri Sekuritas Rangga Cipta. (gemapos/tribunnews.com)

Gemapos.ID (Jakarta) - Chief Economist PT Mandiri Sekuritas Rangga Cipta memprediksi dana asing masuk atau capital inflow akan mencapai 10 miliar dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun 2024.

Ia memperkirakan capital inflow akan mulai masuk ke Indonesia di kisaran kuartal II dan kuartal III tahun ini, seiring dengan penurunan suku bunga acuan bank sentral AS The Fed.

“Saya ambil langkah secara historis kapan masuknya, mungkin portofolio inflow bisa masuk sebelum ratenya bener- bener cut. Kita lihat market akan bergerak berdasarkan ekspektasi, dan biasanya sebelum actualnya cutnya The Fed, akan ada sinyal pemangkasan yang datang lebih dulu,” ujar Rangga dalam Economic and Market Outlook 2024 di Menara Mandiri, Jakarta, Senin (24/1/2024).

Menurut Rangga The Fed akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 125 basis poin (bps) dengan sebanyak 3 sampai 4 kali pemangkasan.

“Total cutnya di 2024 sebanyak 125 basis poin, expect beberapa kali bisa 50 basis poin, bisa 25 basis poin,” ujar Rangga.

Menurutnya, ekspektasi penurunan suku bunga acuan seiring dengan mulai menurunnya inflasi AS ke arah target The Fed sebesar 2 persen.

“Tahun ini, karena inflasi di AS sudah mulai melandai ke arah target The Fed 2 persen, ada kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunganya mulai Mei 2023. Itu forecast kita saat ini,” ujar Rangga.

Sementara itu, Mandiri Sekuritas memproyeksikan inflasi dalam negeri pada 2024 tetap stabil di sekitar 3,2 persen dan suku bunga Bank Indonesia (BI) turun sebesar 75 bsis poin ke 5,25 persen, serta nilai tukar rupiah diperkirakan menguat ke level Rp14.900 secara rata-rata, namun masih dipengaruhi volatilitas ekonomi global di kuartal I-2024.

”Kami tetap optimis akan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia di tahun Pemilu 2024. Kami melihat Pemilu akan berdampak positif bagi ekonomi nasional terutama kenaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Namun demikian, beberapa hal seperti sikap menunggu hasil Pemilu dari para investor dan volatilitas ekonomi global perlu diwaspadai,” ujar Rangga. (ns)