KAI Komitmen Tingkatkan K3 Melalui 5 Program Unggulan

Kegiatan pemeriksaan Sarana Kereta Api oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengelolaan Sarana Beserta Jajaran. (gemapos/KAI)
Kegiatan pemeriksaan Sarana Kereta Api oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengelolaan Sarana Beserta Jajaran. (gemapos/KAI)

Gemapos.ID (Jakarta) -  PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero dalam rangka memperingati Bulan K3 Nasional dengan tema Budayakan K3, Sehat dan Selamat Dalam Bekerja. KAI menekankan pentingnya keselamatan manusia sebagai objek utama keselamatan. Tema tersebut mencerminkan komitmen KAI terhadap keselamatan dalam operasionalnya.

Jajaran sarana KAI melakukan berbagai kegiatan sebagai bentuk partisipasinya dalam menyambut peringatan Bulan K3 Nasional, yakni pemasangan banner/spanduk keselamatan, pengumuman pegawai yang berperan penting dalam pencegahan keselamatan operasional kereta api, dan program reward tahunan untuk penerapan 5R (Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin).

Adapun program-program khusus yang terkait dengan keselamatan di lingkungan sarana KAI meliputi audit keselamatan, tinjauan manajemen, pengadaan alat pelindung diri (APD), joint inspection, pembuatan prosedur operasional standar (SOP), penggunaan aplikasi pelaporan Safety Railways Information (SRI), dan lainnya.

Diketahui bahwa program-program ini sudah berjalan secara berkelanjutan dengan penyesuaian dan evaluasi sesuai perkembangan. Dampaknya positif, terutama dalam meningkatkan keselamatan operasional unit kerja yang berhubungan langsung dengan risiko seperti depo dan balai yasa.

"Karena pegawai unit sarana merupakan aset berharga perusahaan dalam merawat sarana untuk kebutuhan operasional kereta api, maka kami berkomitmen untuk terus menjaga dan mengendalikan risiko kerja semaksimal mungkin dengan berkolaborasi dengan Direktorat terkait dalam hal ini Direktorat Keselamatan dasn Keamanan," ungkap VP Public Relations Joni Martinus, dikutip dari laman KAI, Jumat (26/1/2024).

Sebagai salah satu perusahaan transportasi terbesar di Indonesia, KAI terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan keandalan sarana keretanya. Dalam upaya tersebut, KAI telah menetapkan 5 Program Prioritas Pengelolaan Sarana yang dijalankan secara sistematis dan berkelanjutan. Program-program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keandalan sarana, tetapi juga untuk memaksimalkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Berikut adalah gambaran lengkap kelima program tersebut :

1. Peningkatan Keandalan Sarana

KAI mengimplementasikan sistem optimalisasi identifikasi, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi secara rutin. Hal ini dilakukan dengan menyamakan visi dan misi Program Prioritas Pengelolaan Sarana dari top manajemen hingga pelaksana lapangan. Pembentukan tim khusus bertanggung jawab untuk peningkatan keandalan sarana melalui sosialisasi dan pengawasan langsung di seluruh jajaran.

Dalam menganalisis kerusakan atau gangguan pada sarana, KAI menggunakan teknik Fault Tree Analysis (FTA). Metode ini memberikan pendekatan top-down untuk mengidentifikasi risiko yang berkontribusi pada kegagalan. Dengan FTA, KAI dapat menentukan gangguan dominan, mencari akar permasalahan, dan meningkatkan keandalan sarana.

Melalui penerapan FTA, KAI berhasil menentukan gangguan sarana yang paling dominan, mencari solusi yang tepat, mengidentifikasi kebutuhan suku cadang secara optimal, dan secara keseluruhan meningkatkan keandalan sarana. Dampak positifnya terlihat pada realisasi operasional yang lebih andal, terutama pada unit-unit kerja dengan tingkat risiko keselamatan tinggi.

2. Pengendalian Persediaan serta Pengadaan Material Tepat Guna dan Optimal

KAI melakukan identifikasi kebutuhan pengadaan melalui analisis kebutuhan, klasifikasi, dan inspeksi berkelanjutan. Perencanaan pengadaan berbasis Analytic ATPS dan Lead Time Delivery diadopsi untuk memastikan pengadaan sesuai kebutuhan di semua Unit Sarana.

Pengendalian persediaan diimplementasikan untuk memastikan pengadaan material tepat guna dan optimal. Tim monitoring memastikan penyerapan suku cadang dan kualitasnya terpantau secara efektif. Standarisasi suku cadang, strategi pengadaan berbasis ATPS dan Lead Time Delivery, serta pengendalian persediaan maksimum di akhir tahun, semuanya berkontribusi pada kelancaran operasional.

3. Penerapan Sistem Digitalisasi Pemeliharaan

Penerapan dan pengembangan digitalisasi sistem pemeliharaan dioptimalkan melalui kelompokkan aplikasi yang sudah tersedia di unit-unit sarana. Pembuatan roadmap digitalisasi dari aplikasi yang ada menjadikan integrasi data dan monitoring terpadu untuk efektivitas dan efisiensi pengelolaan sarana.

Integrasi aplikasi digital dengan kontrol data dan monitoring terjadi dengan menggunakan sumber data dari SAP. Koordinasi dengan tim IT pusat menjadi kunci untuk memastikan aplikasi baru terintegrasi dengan yang sudah ada, mendukung kelancaran operasional dan pemeliharaan sarana.

4. Peningkatanan Kompetensi Sumber Daya Manusia

KAI membentuk budaya knowledge sharing, diskusi, dan pembelajaran bersama dengan berbagai langkah seperti pengembangan budaya diskusi sebelum bekerja, proaktifitas dalam proses sharing knowledge dengan reward dan punishment, serta partisipasi aktif dari pimpinan untuk memberi contoh dan menerapkan budaya tersebut.

Selain itu, berbagai program diimplementasikan, termasuk sertifikasi keahlian, uji petik kompetensi berkala, penggunaan platform untuk berbagi informasi, coaching dan counseling, serta studi banding. Dampaknya terlihat pada komunikasi yang lebih intens dan produktif, identifikasi masalah yang lebih cepat, pekerjaan yang lebih efisien, dan terjaminnya proses operasional.

5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

KAI menciptakan budaya lingkungan kerja yang sehat, bersih, aman, nyaman, dan disiplin. Kegiatan rutin untuk menjaga kesehatan tubuh dan pembenahan lingkungan menjadi bagian penting dari inisiatif ini. Kemudian KAI juga menerapkan program 5R yaitu ringkas, rapi, resik, rawat, rajin. Program ini diintegrasikan sebagai bagian dari program K3. Penerapan 5R dilakukan di semua unit kerja sarana, termasuk kantor pusat, balai yasa, dan lintas daerah. Dengan melibatkan pegawai secara aktif, kesadaran terhadap penerapan K3 terus meningkat, tercermin pada pemenuhan APD, pelaporan lingkungan berkala, audit SMKP, dan penerapan 5R secara berkelanjutan.

Melalui implementasi 5 Program Prioritas Pengelolaan Sarana, KAI bukan hanya sekadar mengelola sarana, tetapi juga mengukuhkan diri sebagai perusahaan yang berkomitmen pada keandalan, keamanan, dan keselamatan dalam menjalankan misi pentingnya sebagai penyedia layanan transportasi yang terpercaya dan aman di Indonesia.

"Keandalan sarana merupakan fondasi utama dalam menyediakan layanan transportasi kereta api yang efisien dan aman. Melalui perawatan rutin, penggunaan teknologi modern, dan pematuhan terhadap standar, KAI terus berupaya meningkatkan kualitas layanan. Dengan demikian, masyarakat dapat merasakan manfaat dari sistem transportasi yang andal, memberikan kontribusi positif terhadap mobilitas dan konektivitas di Indonesia," tandas Joni.

Sebagai informasi, K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan aspek yang wajib diimplementasikan dalam operasional perusahaan, terutama yang bergerak di bidang transportasi. Prinsip kehati-hatian dan penekanan pada pentingnya keselamatan dan kesehatan pegawai menjadi pedoman dalam setiap kegiatan operasional perusahaan.

K3 memberikan perlindungan bagi pegawai dengan mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Penerapan K3 juga memberikan perlindungan pada sumber-sumber produksi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Oleh karena itu, KAI secara konsisten menerapkan prinsip K3 sebagai salah satu kunci keberhasilan operasionalnya. (kt)