Wamen Nezar Patria: Pemanfaatan AI Harus Diimbangi Upskilling SDM

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria dalam Peluncuran AI Policy & Skilling Lab Indonesia di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (11/12/2023). (gemapos/kominfo)
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria dalam Peluncuran AI Policy & Skilling Lab Indonesia di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (11/12/2023). (gemapos/kominfo)

Gemapos.ID (Jakarta) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menekankan arti penting pemenuhan kebutuhan kuantitas dan kualitas SDM Indonesia agar mampu mengawal pemanfaatan teknologi AI secara optimal. Hal tersebut disampaikannya dalam Peluncuran AI Policy & Skilling Lab Indonesia di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (11/12/2023).

Meneurut Nezar Ptria Peningkatan pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI) dalam berbagai sektor industri mendorong kenaikan kebutuhan sumberdaya manusia (SDM) yang mumpuni dalam memanfaatkan teknologi terkini itu.

“Pemanfaatan AI akan membawa dampak positif yang signifikan jika diiringi peningkatan SDM secara komprehensif. Kehadiran SDM digital yang terserap oleh industri dengan baik dapat mewujudkan potensi ekonomi digital khususnya bagi Indonesia,” ungkap Nezar dalam keterangan tertulis.

Untuk diketahui, laporan McKinsey menunjukkan sepanjang tahun 2023 lebih dari 600 perusahaan di dunia telah menggunakan AI di berbagai domain bisnis, seperti penyediaan layanan pelanggan, keamanan siber, pemasaran (marketing) dan penjualan (sales). 

Wamen Nezar Patria mengapresasi inisiatif AI Policy dan Skilling Lab Indonesia sebagai program pertama kali diselenggarakan di Asia Tenggara yang akan berlangsung pada tahun 2024. Menurutnya kerja sama Google bersama Center for Digital Society (CfDS) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada dan Kolaborasi Riset & Inovasi Kecerdasan Artifisial Indonesia (KORIKA) itu akan dapat mengembangkan kapasitas SDM. 

“Inisiatif AI Policy & Skilling Lab Google yang diluncurkan hari ini patut diapresiasi. Saya harap selain meningkatkan pemahaman pembuat kebijakan terkait AI, inisiatif ini juga dapat memfasilitasi peningkatan pemahaman pengembang AI terhadap berbagai isu kebijakan publik,” ungkapnya.

Rangkaian sesi pengembangan kapasitas dan diskusi kelompok terfokus akan memberikan pengetahuan dasar dan studi kasus kecerdasan artifisial, serta generative AI. Berkaitan dengan program yang bertujuan untuk mendorong produktivitas, kreativitas dan inovasi, serta pemanfaatan AI yang bertanggungjawab itu, Wamenkominfo juga mengharapkan akan dapat mengembangkan ekosistem digital tanah air.

“Saya juga mengundang Google dan pemangku kepentingan lain untuk meningkatkan kolaborasi bersama Kementerian Kominfo. Melalui kolaborasi kita hadirkan suatu resource pool yang dapat diberdayakan bersama, menumbuhkan SDM yang siap mengembangkan ekosistem ekonomi digital Indonesia,” ungkapnya.

 Tiga Level Pelatihan

Mengutip catatan World Bank, Nezar Patria menyatakan secara umum, Indonesia setidaknya membutuhkan 9 juta orang talenta digital pada tahun 2030 untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital setara dengan USD 4 Miliar. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo terus konsisten mempersiapkan talenta digital. 

“Kami menyadari upskilling dalam transformasi digital, terutama terkait isu AI seperti literasi data dan informasi, komunikasi dan kolaborasi, dan keamanan data menjadi semakin urgen,” tandasnya.

Kementerian Kominfo telah menyelenggarakan pelatihan untuk mencetak talenta digital pada tiga tingkatan. Di tingkat dasar, sejak tahun 2027 Kementerian Kominfo menggelar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).  Bekerja sama dengan 142 mitra, Kementerian Kominfo meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pemanfaatan teknologi digital salah satunya potensi dan risiko AI.

Selanjutnya di tingkat menengah, Kementerian Kominfo menghadirkan Program Digital Talent Scholarship (DTS) untuk membekali keahlian digital seperti cyber security artificial intelligence, cloud computing, big data analytics, dan digital marketing. 

“Dalam memberikan pelatihan ini, kami bekerja sama dengan berbagai mitra ternama, seperti Google salah satunya,” tutur Wamenkominfo.

Pada tingkat lanjut, Kementerian Kominfo memfasilitasi peningkatan SDM lewat Program Digital Leadership Academy (DLA) yang menyasar tingkat pengambil kebijakan. “Kami bekerja sama dengan 8 mitra termasuk beberapa universitas ternama dunia memberikan para pimpinan, dan pengambil kebijakan dari sektor privat maupun publik pelatihan kepemimpinan digital,” jelas Nezar Patria. (ns)