Lamongan Jadi Kota Peneliti Obat COVID-19
Kedua yakni meneliti potensi obat yang digunakan tersebut seberapa besar daya bunuhnya terhadap virus, dan yang ketiga meneliti efektivitas obat seberapa besar dan berapa lama berefek terhadap penghambatan dan penurunan jumlah virus. "Dari 14 regimen obat tersebut ditemukan 5 kombinasi regimen obat yang mempunyai potensi dan efektivitas yang cukup bagus untuk menghambat virus masuk ke dalam sel dan membantu menurunkan perkembangbiakannnya di dalam sel. Hasilnya dapat diikuti bertahap dari 24 jam, 48 jam dan 72 jam jumlah virus berkurang hingga tidak terdeteksi," katanya. Oleh karena itu, Purwati bersama tim telah membawa 100 obat untuk di uji di Kabupaten Lamongan yang nantinya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan. Bupati Lamongan, Fadeli menyambut baik hal tersebut dan berharap bisa segera memberi kabar baik yang selama ini ditunggu masyarakat. "Terima kasih atas upaya yang telah dilakukan oleh UNAIR, BIN, BPOM dan Kementrian Kesehatan di Lamongan. Karena, sudah diketahui bahwa COVID-19 ini masih belum ada obatnya. Semakin hari jumlah pasien masih bertambah. Semoga dengan adanya uji klinis ini segera ditetapkan obatnya dan dapat diproduksi masal sehingga memutus mata rantai penularan COVID-19 di Indonesia," katanya. (ANT/AAN)