Wisata Wanar, Kampung Bonsai dan Tanaman Hias Terkenal di Lamongan

Ilustrasi: Koleksi tanaman bonsai
Ilustrasi: Koleksi tanaman bonsai

Gemapos.ID (Jakarta) - Desa Wanar yang dikenal sebagai kampung bonsai ini, berlokasi di Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, desa ini berada sekitar tujuh kilometer ke arah barat dari pusat kota. Saking populernya desa ini dengan bonsai, Pemerintah Lamongan menobatkan desa ini sebagai desa wisata.

“Iya, 26 Maret lalu, desa kami ditetapkan sebagai desa wisata oleh Pemkab Lamongan. Desa ini punya banyak ahli taman, tanaman hias dan bonsai,” kata Ali Thohir, Kepala Desa Wanar, yang dikutip hari ini (21/7/2022).

Terlihat di setiap jengkal lahan kosong, ada bonsai dan tanaman hias berbagai jenis dan ukuran. Mayoritas ipik dan pule, sama-sama dari keluarga Ficus SPP.

Ali menjelaskan, predikat kampung bonsai yang disandang desa itu tak lepas dari mata pencaharian warga sebagai ahli atau tukang taman. Yang unik, keahlian itu tak mereka dapat dari bangku sekolah atau kuliah tetapi secara otodidak.

Keahlian itu, kata Ali, mereka dapat turun temurun sejak 1980-an. Kala itu, ada seorang warga merantau di Surabaya sebagai penjual pupuk.

“Di Surabaya, warga yang jualan pupuk ini diminta merawat taman. Lama-lama permintaan merawat taman itu makin ramai, akhirnya ngajak tetangga lain,” katanya.

Sejak saat itu, pekerjaan jadi tukang taman terus ditularkan secara turun temurun. Bahkan, katanya, dari 6.673 warga, sekitar 30-40% jadi tukang taman. Beberapa, bahkan melakoni pekerjaan itu hingga ke luar negeri, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

Kemudian, Ali mengatakan, proses regenarasi para ahli taman ini berjalan secara alamiah. Sebelum jadi ahli, para calon tukang yang kebanyakan lulusan SMA biasa ikut bekerja kepada mereka yang sudah berpengalaman. Mereka ini yang pada gilirannya jadi ahli atau tukang taman begitu seterusnya proses regenarasi terjadi.

Seperti salah satu warga yang hidup dengan menjadi tukang taman adalah Hanafi. Ia mengatakan, keahlian membuat taman dia peroleh dari senior warga sekampung yang lain. Untuk mendukung pekerjaan itu, dia memenuhi pekarangan rumah dengan beragam bonsai dan tanaman hias.

Menurut dia, bonsai-bonsai itu akan memberi pemasukan lebih ketika sedang mengerjakan taman.

 

“Kalau taman, biasa ada bonsainya. Tidak perlu beli di luar, cukup dari yang ada ini,” kata Hanafi.

Sebaliknya, kalau sedang tak ada pekerjaan, dia masih bisa bertahan hidup dengan menjual bonsai.

Beberapa jenis bonsai yang dimiliki Hanafi, mulai dari dolar, beringin, serut, hingga sancang. Di antara jenis koleksinya, jenis sancang paling digemari. Selain bentuk mini, tak sampai satu meter, harga pun relatif murah.

“Yang ramai sancang ini. Karena kecil-kecil, jadi cocok ditaruh di dalam ruangan atau dalam rumah,” katanya.

Ia juga menyebutkan harga yang dibandrol untuk tanamannya berkisar Rp150.000 hingga belasan juta rupiah. Tergantung pada bentuk dan ukuran.

Desa Wanar, satu dari 17 desa di Kecamatan Pucuk, Lamongan. Desa seluas 5,7 kilometer persegi, dengan penduduk 6.637 keluarga ini merupakan terluas se kecamatan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Lamongan 2018, lahan Desa Wanar mencapai 569 hektar. Mayoritas untuk pertanian (359,47 hektar), lahan kering (106 hektar), bangunan (49 hektar) dan lain-lain (54,52 hektar).

Meski memiliki lahan pertanian cukup luas, sektor ini dinilai kurang jadi pilihan karena dari 359, 47 hektar lahan pertanian, 109 hektar sawah tadah hujan. Karena itu, saat kemarau, lahan lebih banyak menganggur dan akan kembali ditanami saat musim hujan tiba. Sehingga bonsai dan tanaman hias pun jadi andalan warga desa.(mgb/pa)