TPN Ganjar-Mahfud Sebut Pembangunan Infrastruktur Jokowi Tak Efektif

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam Dialog Terbuka Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhamamdiyah Jakarta, Kamis (23/11/2023). (foto:gemapos/gesuri)
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam Dialog Terbuka Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhamamdiyah Jakarta, Kamis (23/11/2023). (foto:gemapos/gesuri)

Gemapos.ID (Jakarta) - Tim Pemenangan Nasional (TPN) calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD menganggap, infrastruktur yang dibangun Presiden Joko Widodo saat ini, tak efektif mendorong aktivitas perekonomian dalam negeri.

Hal itu menurutnya tercermin dari besarnya tambahan modal investasi yang digelontorkan tak membuat pertumbuhan ekonomi cepat naik atau yang kerap diukur melalui Incremental Capital Output Ratio (ICOR).

Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud Sony B. Harsono menyebut angka ICOR masih tak efisien di level atas 6%, jauh di atas pertumbuhan ekonomi sekitar 5%.

Ia menjelaskan, tidak efisiennya pembangunan pada masa pemerintahan Jokowi itu disebabkan tidak benarnya studi kelayakan atau feasibility study pada tiap infrastrukturnya.

"Kalau ICOR tinggi kan enggak efisien, ada yang salah between lines yang menyebabkan kita bangun ini kurang efisien. Kekurangan efisien ini yang harus kita telaah dari mana asalnya, salah satunya maaf ya feasibility studies," kata Sony dalam program salah satu media nasional yang dikutip gemapos, Jumat (24/11/2023).

Oleh sebab itu, ia mengatakan, arah pembangunan pemerintahan Ganjar-Mahfud nantinya ialah membenahi tiap infrastruktur yang tidak dirancang dengan baik oleh Jokowi. Misalnya berbagai proyek jalan tol yang tidak diselaraskan dengan jalur perdagangan dan pusat ekonomi suatu daerah.

"Kalau saya melihatnya infrastruktur yang sudah ada bisa kita manfaatkan lebih bagus dan lebih cepat karena uang sudah kita keluarkan. Salah satunya tadi jalan tol, ini masih bisa ditingkatkan efisiensinya," tegas Sony.

"Dengan membuka sumbatan-sumbatan atau the bottlenecking di jalur yang ada baik di Jawa maupun di Trans Sumatera harus kita bikin lagi study lagi untuk efisiensikan tanpa kita keluarkan another expenditure," ungkapnya.

Sebelumnya, capres Ganjar telah menilai, angka Incremental Capital Output Ratio atau ICOR Indonesia yang masih berada di 7,6 per Maret 2023 masih belum baik. Sehingga, perlu adanya efisiensi agar ICOR Indonesia lebih rendah, mencapai nilai 4.

"Gimana cara meningkatkannya? gandeng industri lokal dengan industri global. Banyak industri besar di Indonesia. Tapi siapa yang bisa digandeng? Kapan kita bisa gandeng mereka untuk kita bersama jadi produsen? maka kerja sama dengan periset, pemasok dalam negeri itu penting," kata Ganjar dalam acara Sarasehan 100 Ekonom 2023 yang diselenggarakan oleh INDEF dan CNBC Indonesia, Rabu (8/11). (rk/*)