Mendes PDTT: Desa Butuh Pendamping Profesional Percepat Pembangunan

Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar (gus Halim) saat memberi arahan kegiatan Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Profesional Tahun 2023 di Gets Hotel, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (3/11/2023).. (gemapos/instagram@halimiskandarnu)
Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar (gus Halim) saat memberi arahan kegiatan Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Profesional Tahun 2023 di Gets Hotel, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (3/11/2023).. (gemapos/instagram@halimiskandarnu)

Gemapos.ID (Jakarta) - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan Desa Masih membutuhkan tenaga pendamping yang professional untuk membantu mempercepat proses pembangunan.

Bahkan ia menyebutkan saat desa sudah mandiri, justru yang paling butuhkan pendamping desa karena permasalahan pembangunan dan pemberdayaan desa semakin kompleks.

"Posisi desa mandiri itu selevel dengan kabupaten hingga pusat dalam level data mikro,"ungkap Gus Halim saat memberi pengarahan Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Profesional Tahun 2023 di Gets Hotel, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (3/11/2023).

Acara tersebut turut dihadiri Kepala BPSDM Luthfiyah Nurlaela, Kadis PMD Jawa Tengah Noor Kholis, Koordinator Provinsi Ahmad Hadi Imron, Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Jawa Tengah dan kabupaten/kota.

Nantinya, desa mandiri tidak lagi membutuhkan pembangunan infrastruktur seperti irigasi dan sanitasi. Desa mandiri bakal fokus ke pemberdayaan manusia dan pertumbuhan ekonomi yang akan terus berjalan.

"Inilah pentingnya kita harus selalu melakukan peningkatan kapasitas pendamping desa," kata pria yang akrab disapa Gus Halim dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/11/2023).

Menurutnya, pandangan yang menyebutkan tenaga pendamping profesional sudah tidak dibutuhkan jika desa sudah mandiri tidak benar. Sebab, jika konstruksinya pembangunan dan pemberdayaan desa, maka peranan pendampingan desa akan terus dibutuhkan.

Mantan Ketua DPRD Jatim ini juga menambahkan bahwa pemberdayaan desa dalam konteks pendidikan selalu dinamis dan dibutuhkan oleh warga desa.

"Begitu juga pertumbuhan ekonomi untuk menjaga pembangunan desa lebih dinamis. Melihat betapa pentingnya, maka kita terus mendorong adanya satu desa dengan satu pendamping," ungkap Gus Halim.

Sebagai tambahan informasi, kegiatan peningkatan kapasitas ini diikuti oleh 1.332 tenaga pendamping profesional yang berasal Purworejo, Blora, Brebes, Karanganyar, Kendal, Cilacap, Kudus, Pemalang, Demak, Klaten, Pati, Rembang dan Semarang. (ns)