Apa Saja Pencapaian Kemendes PDTT pada 2022, Simak Laporan Berikut Ini

“Kebijakan padat karya tunai desa (PKTD) menahan laju naiknya tingkat pengangguran terbuka di desa lebih rendah atau naik 0,25% daripada kota naik 2,03% sepanjang pandemi Covid-19,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar.
“Kebijakan padat karya tunai desa (PKTD) menahan laju naiknya tingkat pengangguran terbuka di desa lebih rendah atau naik 0,25% daripada kota naik 2,03% sepanjang pandemi Covid-19,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar.

Gemapos.ID (Jakarta) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menyatakan tingkat pengangguran di desa lebih rendah ketimbang tingkat pengangguran di kota lantaran disalurkannya dana desa.

Bahkan, tingkat pengangguran di desa dialami penurunan menjadi sebesar 4,17% pada 2021 dibandingkan pada 2020 memcapai 4,71%.

Untuk tingkat pengangguran di kota sebesar 8,32% pada 2021 atau masih lebih tinggi ketingkat  tingkat pembangunan secara nasional sebesar 6,49%.

“Kebijakan padat karya tunai desa (PKTD) menahan laju naiknya tingkat pengangguran terbuka di desa lebih rendah atau naik 0,25% daripada kota naik 2,03% sepanjang pandemi Covid-19,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar.

Hal ini disampaikannya dalam ‘Kaleidoskop Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi’ di Jakarta pada Kamis (15/12/2022).

Dari pengelontoran dana desa juga dicapai penurunan tingkat kemiskinan menjadi 12,29% pada 2022 dari 12,53% pada 2021.

“Kebijakan BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dana Desa 2020-2022 menurunkan kemiskinan di desa turun sebesar 0,32% daripada di kota yang naik sebesar 0,91% sepanjang pandemi Covid-19,” ujarnya.

Dana desa juga bisa menahan ketimpangan ekonomi di desa, bahkan semakin merata di sana. Hal ini terlihat dari rasio ketimpangan ekonomi di desa sebesar 0,401 pada 2021 menjadi 0,403 pada 2022. 

Padahal, di kota terjadi ketimpangan ekonomi sebesar 0,315 pada 2021 menjadi 0,314 pada 2022 dan secara nasional tetap sebesar 0,384.

Hal lainnya yang diperoleh dana desa adalah penurunan rasio gini dari 0,334 pada 2015 menjadi 0,314 pada 2022 ditunjang partisipasi dan gotong royong warga dalam pembangunan desa.

Namun, pandemi Covid-19, ujar Abdul Halim Iskandar, menurunkan kegiatan gotong-royong yang biasa dilakukan oleh warga desa akibat pembatasan gerak penduduk. 

“Sebelum pandemi Covid-19 yaitu 2014-2018 sebanyak 73.910 desa melakukan gotong roypng, tetapi saat mulai pandemi ini sejak 2019-2021 kegiatan gotong royong berkurang 6.618 desa menjadi 67.292 desa,” tuturnya. (adm)