Kembangkan Potensi Wisata, Desa Bihe Gencar Promosikan Sungai Botu Kapali

Pesona Botu Kapali sebagai salah satu destinasi wisata baru di Desa Bihe, Kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. (gemapos/ant)
Pesona Botu Kapali sebagai salah satu destinasi wisata baru di Desa Bihe, Kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. (gemapos/ant)

Gemapos.ID (Jakarta) - Pemerintah Desa Bihe di Kecamatan Asparaga Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, mulai mempromosikan pesona wisata Botu Kapali yang ada di wilayah tersebut.

Kepala Desa Bihe Parmin Bilo di Gorontalo, Selasa (31/10) mengatakan pihaknya mulai memperkenalkan Sungai Botu Kapali untuk mengangkat pariwisata desa sebagai upaya mengembangkan potensi desa dan menawarkan destinasi wisata baru di Gorontalo.

Botu Kapali adalah lokasi wisata river tubing yang keren di Kabupaten Gorontalo.
Dinamakan Botu Kapali karena di tempat ini ada sebuah batu besar menyerupai bentuk kapal sehingga masyarakat menyebutnya sebagai batu kapal atau dalam Bahasa Gorontalo disebut Botu Kapali.

Botu Kapali berada di sebuah sungai yang jernih, airnya mengalir sepanjang tahun dari belantara taman hutan raya (Tahura) BJ Habibie, sebuah kawasan konservasi yang menguatkan keberadaan Suaka Margasatwa Nantu.

"Botu Kapali berada tepat di Dusun Limu, memiliki panjang 500 meter dengan pemandangan pegunungan dan hutan yang masih sejuk,” kata Parmin.

Untuk menuju Botu Kapali, pengunjung harus melewati jalan desa dengan pemandangan yang indah, perbukitan yang dipenuhi tanaman tahunan, kelapa, enau, hingga jagung. "Menambah semangat perjalanan," katanya.

Perjalanan menuju Botu Kapali hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua, namun bagi penyuka jalan kaki, jalur ini juga menawarkan pesona tersendiri.

Dalam perjalanan menuju Botu Kapali, dari kejauhan  terlihat Gunung Boliyohuto yang tinggi dengan tiga puncak-nya menghiasi.

Setelah menyeberangi sungai yang airnya tidak terlalu dalam, kira-kira mencapai lutut orang dewasa. Kendaraan bisa diparkir di tepi sungai, namun jika air surut kendaraan bisa diseberangkan hingga ke lokasi.

"River tubing ini menawarkan perjalanan 500 meter yang menyenangkan, airnya tidak terlalu deras, kelok aliran sungainya mengikuti batuan yang memenuhi badan sungai, suara gemercik akan menambah nuansa kedekatan wisatawan dengan alam," tutur Parmin Bilo.

Di Botu Kapali ini, kaum muda desa yang tergabung dalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis) telah menyiapkan ban dalam mobil yang dipompa untuk menjadi sarana kendaraan menghilir, semuanya sudah disiapkan dengan rapih, termasuk dayung.

Dalam catatan Pemerintah Desa Bihe, tahun ini river tubing Botu Kapali pernah masuk dalam 500 besar nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
ADWI, diikuti oleh 4.573 desa dari seluruh Indonesia.

"Kami bangga wisata river tubing Botu Kapali Desa Bihe pernah masuk dan mewakili Kabupaten Gorontalo dalam ajang ADWI," kata Parmin pula.

Yamin Suleman salah satu pengunjung mengatakan sensasi terbawa arus sungai ini sangat menyenangkan, sambil menikmati suasana alam yang indah.

Ia menuturkan Botu Kapali river tubing ini benar-benar alami. Aliran sungainya sangat jernih yang baru keluar dari kawasan konservasi.

Kesegaran dan kesejukan sangat terasa, hingga bisa melepas penat dari rutinitas yang membosankan.

Selain ban mobil bekas yang berfungsi sebagai pelampung, pengunjung akan mendapatkan rompi pelampung dan helm.

Standar keselamatan juga menjadi perhatian pengelola objek wisata ini. "Setelah menikmati river tubing, pengunjung biasa disuguhi kelapa muda," kata Yamin Sulema. (ns)