Menparekraf: Adanya Insiden Jembatan Kaca Jadi Bahan Evaluasi Keutamaan Keselamatan

Jembatan Kaca yang berada di destinasi wisata The Geong Limpawukus di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (foto: gemapos/ antara)
Jembatan Kaca yang berada di destinasi wisata The Geong Limpawukus di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (foto: gemapos/ antara)

Gemapos.ID (Jakarta)- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan insiden di destinasi wisata Jembatan Kaca di The Geong Limpawukus, Banyumas, Jawa Tengah, perlu menjadi bahan evaluasi terkait keutamaan keselamatan dalam penyiapan atraksi wisata.

Sandiaga menyayangkan terjadinya insiden yang menewaskan seorang turis dan melukai seorang lainnya yang berasal Cilacap, Jawa Tengah, itu.

"Kemenparekraf mendorong dilakukannya pemeriksaan serta evaluasi terkait kelayakan dan keamanan dari atraksi wisata maupun seluruh atraksi wisata sejenis yang terdapat di daerah-daerah lainnya, khususnya di Kabupaten Banyumas," kata Sandiaga Uno dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Ia pun meminta pengelola dan pemangku kepentingan terkait melakukan evaluasi terkait uji kelayakan dari atraksi Jembatan Kaca yang berada di destinasi wisata The Geong Limpawukus di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Untuk itu, lanjutnya, ihaknya telah bekoordinasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Banyumas dan Kepolisian Resor Banyumas untuk memantau hasil penyelidikan atas insiden tersebut sehingga dapat diketahui kronologi dan penyebab secara detail dari insiden ini.

Apalagi berdasarkan informasi yang ia peroleh, wahana ini dibangun tanpa melalui proses uji kelayakan dan ketebalan kaca di jembatan ini hanya 1 cm saja.

"Saya tekankan bahwa aspek keamanan dan keselamatan wisatawan harus menjadi prioritas bagi seluruh pelaku pariwisata, dan insiden serupa tidak boleh terjadi lagi. Kemenparekraf beserta seluruh stakeholder akan meningkatkan sinergi untuk memastikan keselamatan dan keamanan wisatawan di seluruh destinasi wisata, serta mendorong penerapan protokol Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE) dengan ketat untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang," katanya.

Selain itu, ia mengatakan pihaknya juga akan memantau kepulihan korban yang saat ini sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

“Kemenparekraf terus memantau proses pemulihan korban secara fisik dan psikologis," kata Sandiaga.(pu)