Pemprov DKI Bersama Kemenkes Lakukan Pencegahan Kasus Cacar Monyet

Ilustrasi: Dokter memegang Tabung Reaksi Monkeypox 9foto: gemapos/ istock)
Ilustrasi: Dokter memegang Tabung Reaksi Monkeypox 9foto: gemapos/ istock)

Gemapos.ID (Jakarta)- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Kesehatan melakukan deteksi untuk mencegah kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia, khususnya Jakarta.

"Kemenkes RI dan Pemprov DKI (melalui Dinas Kesehatan) melakukan detect (deteksi), prevent (cegah), respond (tanggap) untuk cegah wabah (kasus cacar monyet meluas," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.

Pertama, upaya deteksi dini untuk diobati. Pemerintah sudah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/4408/2023 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Cacar Monyet di Indonesia.

Penemuan kasus aktif tidak hanya pada kontak erat kasus, tetapi juga suspek bergejala yang datang ke fasilitas kesehatan segera diperiksa PCR jika memenuhi kriteria suspek atau terduga.

Jika hasilnya menunjukkan positif maka segera dilakukan pemeriksaan lanjutan "whole genome sequencing" (WGS) atas instruksi Kementerian Kesehatan. Tingkat kematian "case fatality rate" (CFR) sekitar 1 persen.

"Dari 100 kasus positif bisa satu meninggal, mayoritas karena infeksi sekunder dan kondisi imunitas rendah pada kelompok berisiko seperti LSL (lelaki suka lelaki), ibu hamil, ibu menyusui, anak dan lansia," ujar Ngabila.

Kemudian upaya preventif seperti vaksinasi mulai dilakukan untuk 500 orang kelompok berisiko di Jakarta selama seminggu ke depan. Setiap orang diberikan dua dosis, selang empat minggu, karena saat ini stok vaksin monkeypox di Indonesia ada 1.000 dosis untuk 500 orang.

Kedua, sosialisasi dan edukasi masif pencegahan sakit dengan tiga cara. Yakni pola hidup bersih dan sehat (PHBS), memakai masker, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menghindari kontak kulit dan luka, berhubungan seksual yang aman, sehat dan bersih. Hindari hubungan seksual jika sedang sakit atau bergejala.

Selain itu, setiap kontak erat juga dipantau gejalanya setiap hari oleh Puskesmas Kecamatan, jika bergejala dilakukan pemeriksaan laboratorium. Sedangkan untuk antisipasi masif untuk memutus mata rantai penularan maka setiap kasus positif langsung diisolasi di rumah sakit walaupun kasusnya ringan.

Adapun riwayat catatan perjalanan kasus cacar monyet antara lain satu kasus pada Agustus 2022. Pasien dinyatakan sembuh dan satu kasus pada 13 Oktober 2023 (pasien masih menjalani isolasi di rumah sakit).

Satu kasus pada 19 Oktober 2023 (pasien masih menjalani isolasi di rumah sakit), empat kasus pada 21 Oktober 2023 masih dalam proses rujukan menjalani isolasi di rumah sakit.

Dari laporan keseluruhan, tersisa empat orang dalam catatan suspek/terduga bergejala yang masih menjalani proses pemeriksaan di laboratorium PCR. Sementara tiga orang yang sempat masuk kategori suspek, statusnya dinyatakan negatif.(ar)