Kondisi Terkini Penambahan Kasus Covid-19 Omricon di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan penambahan sebanyak 57 kasus konfirmasi Covid-19 Varian Omicron pada Jumat (8/1/2022).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan penambahan sebanyak 57 kasus konfirmasi Covid-19 Varian Omicron pada Jumat (8/1/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan penambahan sebanyak 57 kasus konfirmasi Covid-19 Varian Omicron pada Jumat (8/1/2022).

Dari angka ini terbagi atas tujuh orang transmisi lokal dan 50 orang pelaku perjalanan luar negeri.

Dengan sebanyak 318 kasus Covid-19 Varian Omricon di Indonesia sejak Desember 2021 hingga Jumat (7/1/2022). Dari jumlah ini transmisi lokal berjumlah 23 orang dan kasus dari pelaku perjalanan luar negeri berjumlah 295 orang.

Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengemukakan mayoritas orang terinfeksi Covid-19 Varian Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap. 

Jadi, mereka tidak bergejala sampai bergejala ringan, sehingga vaksinasi Covid-19 dapat mengurangi tingkat keparahan akibat virus tersebut.

Namun, upaya vaksinasi Covid-19 tidak cukup, harus dibarengi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Hal ini supaya menjamin seseorang aman dari tertular dan menularkan Covid-19 kepada orang lain.

Mayoritas kasus Covid-19 Varian Omricon adalah pelaku perjalanan dari Turki dan Arab Saudi. Walaupun, mereka sudah divaksinasi Covid-19 secara lengkap.

Sebanyak 99% kasus Covid-19 Varian Omicron diisolasi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala. Kemudian, sebanyak 97% kasus didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri dan berasal dari DKI Jakarta.

Selanjutnya sebanyak 4,3% kasus memiliki komorbid seperti Diabetes Melitus dan Hipertensi, serta 1% kasus membutuhkan terapi oksigen.

Nadia merekomendasikan perawatan berupa perubahan tatalaksana pada pasien asimtomatik dan gejala ringan, contoh penambahan obat molnupiravir dan paxlovid untuk gejala ringan.

Selain itu perlu penyiapan isolasi terpusat di DKI Jakarta dan aktivasi program telemedicine untuk isolasi mandiri di DKI Jakarta. 

“Pasien dengan komorbid dengan tingkat keparahan apa pun dirawat di rumah sakit," ujarnya.

Kemenkes juga merekomendasikan asesmen kebutuhan oksigen konsentrator atau isotank di daerah dengan peningkatan kasus perawatan seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Utara.

Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. 

“Gejala paling banyak adalah batuk dan pilek," tuturnya.

Nadia mengemukakan Covid-19 Varian Omicron memiliki tingkat penularan lebih cepat dibandingkan Covid-19 varian Delta. 

Covid-19 Varian Omricon ditemukan kali pertama di Afrika Selatan pada 24 November yang telah terdeteksi di 110 negara lebih. Di Indonesia varian ini diketahui muncul kali pertama pada 16 Desember 2021.

Kemenkes mendorong daerah memperkuat kegiatan Testing, Tracing, dan Treatment (3T) serta melakukan pemantauan apabila ditemukan kluster baru Covid-19. Kemudian, ini segera dilaporkan dan berkoordinasi dengan pusat.

Kewaspadaan individu juga harus terus ditingkatkan untuk menghindari potensi penularan Omicron. Protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19 harus berjalan beriringan sebagai kunci untuk melindungi diri dan orang sekitar dari penularan Omicron. (ant/din)