Korsleting Listrik Sebabkan Kebakaran Palmerah, Kerugian Rp750 Juta

Kebakaran terjadi di Jalan Kota Bambu Selatan Rt.01/04, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (26/9/2023) malam sekira pukul 23.10 WIB. (gemapos/Sudin Gulkarmat Jakbar)
Kebakaran terjadi di Jalan Kota Bambu Selatan Rt.01/04, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (26/9/2023) malam sekira pukul 23.10 WIB. (gemapos/Sudin Gulkarmat Jakbar)


Gemapos.ID (Jakarta) - Arus pendek listrik (korsleting) kembali mengakibatkan kebakaran di DKI Jakarta dan pada Selasa (26/9) pukul 23.10 WIB melanda sebuah rumah berikut lima toko di Jalan Kota Bambu Selatan RT 01/04, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.

"Dugaan penyebab 'korsleting' listrik," kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifudin saat dikonfirmasi di Jakarta pada Rabu (27/9/2023).

Sebanyak 85 personel dikerahkan untuk memadamkan kebakaran tersebut. Pemadaman dimulai pukul 23.16 WIB.

Adapun objek yang terbakar adalah satu unit rumah tinggal dan lima toko. "Pengerahan akhir 18 unit kendaraan pemadam dan 85 personel," ungkapnya.

Terdapat lima keluarga dengan delapan jiwa terdampak kebakaran tersebut. Namun tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan.

"Tidak ada korban jiwa, tapi ada satu korban luka-luka di pergelangan kaki atas nama Abdul Kholik (62) dan sudah ditangani PMI (Palang Merah Indonesia)," katanya.

Syarifudin menyebutkan, kebakaran tersebut terjadi pada lahan seluas 800 meter persegi (m2) dengan kerugian mencapai Rp750 juta.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan 90 persen kebakaran yang terjadi di wilayah Ibu Kota disebabkan arus pendek listrik.

"Yang pasti 90 persen karena 'korsleting' (hubungan arus pendek) listrik," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam giat pemantauan instalasi listrik di Kelurahan Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (21/9).

Dari Januari hingga September 2023 telah terjadi sekitar 1.000 kebakaran di wilayah DKI Jakarta. Tetapi pihaknya hanya menerima sekitar 400 laporan kebakaran.

"Dari Januari sampai dengan September (2023) saja, kalau data pemadam kebakaran itu di angka hampir seribu (kebakaran). Kalau di data BPBD 400," ujar Isnawa.

Perbedaan data tersebut dikarenakan BPBD DKI Jakarta tidak mendata kebakaran kecil yang juga diakibatkan oleh "korsleting". Selain itu, pihaknya juga fokus mendata kebakaran yang mengakibatkan korban pengungsi yang membutuhkan bantuan lanjutan.

"Kalau perbedaan data, mungkin kalau ada 'korsleting' sedikit (kebakaran kecil) di damkar sudah masuk angka satu. Kalau di kami kalau belum kejadian mungkin belum kita data, termasuk juga kalau BPBD kan berdasarkan ada data pengungsian, korban pengungsi," kata Isnawa. (rk)