Erick Thohir Dongkrak Elektabilitas Jika Dipasangkan Prabowo atau Ganjar

Dokumentasi-Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan paparan pada Sound Of Justice Road To Campus 2023 di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (27/8/2023).  (foto:gemapos/antara)
Dokumentasi-Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan paparan pada Sound Of Justice Road To Campus 2023 di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (27/8/2023). (foto:gemapos/antara)


Gemapos.ID (Jakarta) - Menteri BUMN Erick Thohir mendongkrak elektabilitas apabila disandingkan dengan calon presiden (capres) sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ataupun capres dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

Hal itu terlihat dari hasil survei Agustus 2023 oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI). Adapun hasil survei tersebut dipaparkan oleh Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, sebagaimana dipantau secara daring dari Jakarta, Rabu (30/8/2023).

Djayadi mengatakan apabila Ganjar dipasangkan dengan Erick, maka elektabilitasnya akan unggul dibandingkan pasangan Prabowo-Khofifah Indar Parawansa maupun Anies-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Pada simulasi tersebut, kata dia, pasangan Ganjar-Erick mendapat elektabilitas 38,2 persen, Prabowo-Khofifah 33,4 persen, dan Anies-AHY 22,1 persen.

“Kalau tiga pasang, misalnya Prabowo dipasangkan dengan Khofifah, Ganjar Pranowo berpasangan dengan Erick, Anies dengan Agus (AHY, red.), posisinya seperti ini: Ganjar cenderung lebih unggul sedikit dibandingkan dengan Prabowo, diikuti oleh Anies,” katanya.

Selanjutnya, apabila Ganjar-Erick berhadapan dengan Prabowo-Muhaimin Iskandar dan Anies-AHY, maka Ganjar-Erick tetap menduduki posisi puncak, yakni dengan 38,9 persen; disusul Prabowo-Muhaimin 32,9 persen dan Anies-AHY 22,1 persen.

Pada simulasi lainnya, elektabilitas Prabowo-Muhaimin adalah 33,7 persen, Ganjar-Erick 39 persen, dan Anies-Yenny Wahid 20,9 persen.

“Kalau Prabowo-Muhaimin berhadapan dengan Ganjar-Erick dan Anies-Yenny Wahid, angkanya tidak terlalu berubah. Tetapi kalau Prabowo dipasangkan dengan Erick, berhadapan dengan Ganjar-Khofifah atau Anies-Agus (AHY, red.), angka Prabowo sedikit naik,” papar dia.

Dalam hal Prabowo dipasangkan dengan Erick, maka elektabilitasnya mencapai 36,1 persen. Angka itu lebih unggul jika dibandingkan pasangan Ganjar-Khofifah (35,1 persen) atau Anies-AHY (22,3 persen).

Lebih lanjut, Djayadi menjelaskan peta elektabilitas apabila diasumsikan hanya ada dua capres yang maju pada Pilpres 2024, yakni Prabowo dan Ganjar.

“Kalau Prabowo-Khofifah berhadapan Ganjar-Erick, itu unggul sedikit Prabowo Subianto, tapi tidak signifikan. Unggul tiga persen,” kata dia.

Pada simulasi ini, pasangan Prabowo-Khofifah unggul dengan angka 46,1 persen, sedangkan Ganjar Erick 43,1 persen. Menurut Djayadi, Khofifah cukup kuat untuk berhadapan dengan Ganjar-Erick.

“Artinya, Khofifah cukup kuat untuk berhadapan dengan Ganjar dan Erick,” kata dia.

Namun, apabila Prabowo dipasangkan dengan Erick kemudian dihadapkan dengan Ganjar-Sandiaga Uno, maka Prabowo-Erick akan unggul.

“Kalau Prabowo-Erick Thohir berhadapan Ganjar-Sandi, angkanya 47,1 persen (Prabowo-Erick) dan 41,3 persen (Ganjar-Sandi),” papar Djayadi.

Survei LSI dilakukan pada 3–9 Agustus 2023 dengan responden sebanyak 1.220 yang dipilih secara multistage random sampling. Margin of error dari 1.220 responden tersebut sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).

Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor, dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check); tidak ditemukan kesalahan berarti dari quality control tersebut.

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara. (rk)