5 Alasan Millenial dan Gen Z Tak Boleh Golput di Pemilu 2024



Gemapos.ID (Jakarta) Pemilu tinggal sebentar lagi, kurang dari 8 Bulan tepatnya 14 Februari 2024. Dalam pemilu tentu sangat dibutuhkan partisipasi semua masyarakat alias gak boleh golput, terutama untuk pemilih milenial dan gen z, kenapa?

Kali ini Gemapos telah merangkum 5 alasan mengapa pemilih milenial dan gen z tidak boleh golput dalam Pemilu 2024.

Tapi sebelm itu kamu harus tau dulu siapa sih pemilih milenial dan gen z itu.

Generasi milenial adalah sebutan untuk orang yang lahir pada 1980 hingga 1994, berarti kisaran umur 30-44 tahun pada saat pemilu 2024 mendatang. Sedangkan, sebutan generasi Z merujuk pada orang yang lahir mulai 1995 hingga 2000-an, jadi kisaran umur 29 tahun kebawah pada saat pemilu mendatang.

5 alasan kenapa kenapa mereka tidak boleh golput

Merupakan kelompok suara terbanyak.

Berdasarkan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi DPT di kantor KPU, Jakarta, Minggu (2 Juli 2023), Komisioner KPU RI Betty Epsilon Idroos mengungkap hasil rekapitulasi DPT, mayoritas pemilih Pemilu 2024 didominasi dari kelompok generasi Z dan milenial.

Dari total Jumlah DPT mencapai 204,8 Juta lebih pemilih, total 66,82 Juta lebih atau 33,60% merupakan pemilih dari generasi milenial. Sedangkan Pemilih kelompok Gen Z adalah sebanyak 46.800.161 pemilih atau sebanyak 22,85% dari total DPT Pemilu 2024.

Jika diakumulasikan, total pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z berjumlah lebih dari 113 juta atau 56,45% dari total keseluruhan pemilih.

Wow, mendominasi ya guys..

Jika mereka semua bersatu dan menggunakan hak suara mereka, pasti dapat menciptakan dampak yang besar bagi negara.

Memperjuangkan Isu-isu Generasi Muda.

Milenial dan Gen Z sering kali memiliki kekhawatiran dan isu-isu khusus yang relevan dengan generasi mereka.

Terlibat dalam pemilu memungkinkan milenial dan gen z untuk memastikan bahwa isu-isu seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, pekerjaan, pendidikan, dan kesehatan mental mendapat perhatian yang pantas dari calon dan pemimpin politik.

Dengan terlibat aktif dan memilih calon yang tetap sesuai kriteria itu, mereka dapat mendorong perubahan positif dalam isu-isu tersebut.

Merubah Status Quo

Milenial dan Gen Z memiliki potensi untuk merubah status quo politik. Dengan melibatkan diri dalam pemilu dan memilih calon yang mencerminkan nilai-nilai dan aspirasi anak muda, Kita dapat mendorong terjadinya pergantian kepemimpinan yang lebih inklusif, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan dan harapan generasi muda.

Partisipasi aktif milenial dan Gen Z merupakan langkah penting untuk merubah arah politik negara. Jadi, nantinya negara tidak hanya dipimpin oleh orang yang itu-itu saja dengan wacana-wacana yang begitu-begitu saja ya gengs.

Mendorong Partisipasi Politik Lebih Lanjut

Dengan terlibat aktif dalam pemilu, tidak Golpot, milenial dan Gen Z dapat memberikan teladan positif dan mendorong partisipasi politik yang lebih luas di kalangan generasi Muda.

Ketika Kita menunjukkan antusiasme dan komitmen terhadap proses demokrasi, harapannya kita dapat memotivasi teman sebaya dan komunitas untuk ikut serta dalam pemilu.

Nah, hal Ini akan menciptakan dampak positif jangka panjang dalam meningkatkan partisipasi politik dan memperkuat demokrasi di Indonesia.

Misi pembaharuan.

Gen Z adalah generasi yang membawa pandangan baru, energi, dan perspektif yang unik.

Dengan berperan aktif dalam pemilu, milenial dan Gen Z dapat mengamplifikasi suara mereka dan mempengaruhi perubahan positif dalam politik dan kebijakan.

Selain relevansi memilih pemimpin yang mewaliki kepentingan kelompok generasinya, pembaharuan gagasan pembangunan negara masa depan juga akan mampu di dorong oleh ide segar generasi muda.

Itu lah 5 alasan mengapa milenial dan gen z tidak boleh golput dan harus terlibat aktif dalam pemilu 2024.

Partisipasi aktif milenial dan gen z dalam pemilu akan membantu membentuk masa depan Negara kedepan sesuai harapan kita dan memastikan bahwa suara dan kepentingan generasi muda didengar dan diwakili secara efektif.