Kapasitas Satelit Lokal Belum Bisa Penuhi Kebutuhan Nasional

Deny Setiawan
Deny Setiawan
Northern Sky Research menyebutkan kebutuhan kapasitas satelit di Indonesia sebesar 600-700 transponder untuk satelit konvensional pada 2019. Hal ini dibarengi sebesar 55 Gigabyte per second (Gbps) untuk high throughput satellite (HTS) pada tahun yang sama. Namun, suplai kapasitas satelit di sini hanya sekitar 225 transponder atau ekuivalen sekitar 16 Gbps dan penggunaan satelit asing sebanyak 100 transponder. “Kebutuhan 55 Gbps untuk aplikasi satelit HTS di Indonesia pada 2019, tetapi yang tersedia hanya 12 Gbps suplai dari satelit nasional,” kata Direktur Penataan Sumber Daya Direktorat Jenderal (Dirjen) Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Denny Setiawan di Jakarta, Rabu (23/1/2020). Kebutuhan internet tumbuh sekitar 14% setiap tahun sampai 2020 didorong pertumbuhan kebutuhan lalu lintas data/broadband nasional, terutama kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di wilayah-wilayah yang belum terjangkau terrestrial. “Pertumbuhan kebutuhan kapasitas tersebut tidak dapat diimbangi dengan peningkatan suplai kapasitas nasional yang hanya bertumbuh sekitar 5% per tahun hingga 2030. Penambahan kapasitas satelit nasional melalui peluncuran satelit Geostaitoner Orbit (GSO) oleh operator nasional belum dapat memenuhi pertumbuhan kebutuhan satelit di sini. Sejumlah tantangan dihadapi untuk mencapai itu antara lain proses perencanaan satelit dan proses koordinasi dan notifikasi satelit di International Telecommunication Union (ITU), pendanaan, dan waktu. Selain itu investasi yang besar untuk pengadaan dan peluncuran satelit. Kondisi ini dihaapi memanfaatkan kapasitas satelit global dengan bekerja sama dengan penyelenggara telekomunikasi nasional. (mam)