Kemenparekraf: Daya Tarik Budaya Lokal Jadi Alasan Wisman Datang ke Indonesia

Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dwi Marhen Yono memukul gong dalam pembukaan diskusi sinergi pentahelix pariwisata melalui Umbul Jumprit di Temanggung
Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dwi Marhen Yono memukul gong dalam pembukaan diskusi sinergi pentahelix pariwisata melalui Umbul Jumprit di Temanggung


Gemapos.ID (Jakarta)- Daya tarik budaya lokal menjadi alasan utama wisatawan mancanegara (wisman) datang ke Indonesia, kata Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dwi Marhen Yono.

"Alasan orang berwisata ke Indonesia bukan karena alam lagi, nomer satu karena ingin menikmati budaya lokal," katanya usai diskusi sinergi pentahelix pariwisata melalui Umbul Jumprit di Temanggung, Jawa Tengah, Rabu.

Oleh karena itu, katanya silakan gali budaya lokal untuk menarik para wisatawan. "Usul saya ada Temanggung culture everyday, tiap hari orang ke Temanggung ada kesenian yang bisa disaksikan," katanya.

Ia menuturkan kemudian orang datang ke Indonesia bukan lagi karena alam karena ingin menikmati kuliner khas, maka silakan digali kuliner-kuliner khas yang kira-kira di tempat lain tidak ada.

"Selanjutnya, perbanyak kegiatan karena kegiatan itu adalah magnet orang datang ke tempat kita," katanya.

Ia mencontohkan satu cabang olah raga membuat kegiatan junior sehingga orang datang. Bagaimana setiap desa, perusahaan, dinas, komunitas membuat satu kegiatan sehingga orang dari daerah lain atau negara lain datang ke kegiatan tersebut.

"Saya yakin kalau semua bergerak, lima unsur pentahelix bergerak itu akan dahsyat dampaknya untuk pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.

Menurut dia potensi pariwisata di Temanggung luar biasa, namun perlu sentuhan kreatifitas.

Terkait Umbul Jumprit yang setiap tahun diambil airnya oleh umat Buddha dalam rangkaian Hari Raya Waisak, menurut dia hal ini menjadi peluang besar untuk dikembangkan di luar upacara keagamaan tersebut.

"Masyarakat Temanggung jangan hanya sebagai penonton, karena potensi wisata sangat besar dengan pasaran umat Buddha di Indonesia sekitar 2 juta orang, kemudian umat Buddha di dunia 600 juta. Kita bisa jualan air suci itu kepada mereka," katanya.(pa)