Buntut Keonaran PSHT, Warga Jogja: Jogja Gak Butuh Pendekar

Klarifikasi kerusuhan PSHT di Jogja (ist)
Klarifikasi kerusuhan PSHT di Jogja (ist)

Gemapos.ID (Jakarta) Baru-baru ini beredar video yang menunjukkan kerusuhan antara kelompok perguruan silat Persaudaran Setia Hati Terate (PSHT) dengan warga dan elemen masyarakat Jogja.

Kerusuhan tersebut terjadi pada Minggu, 4 Juni 2023 di Taman Siswa, Jogja dengan melibatkan banyak pihak.

Saking viralnya video tersebut, salah satu netizen yang diduga warga Jogja menolak keras kelompok PSHT tersebut.

 

Kerusuhan tersebut bisa terjadi lantaran ada dugaan bahwa salah satu anggota PSHT mengalami penganiayaan di kawasan Pantai Parangtritis.

Sedangkan pelaku penganiayaan tersebut diduga adalah salah satu suporter atau pendukung sepak bola Jogja.

Oleh karena itu satu kelompok perguruan tersebut merasa tidak terima dan merencanakan aksi balas dendam.

Namun, kerusuhan tersebut sudah mulai padam lantaran aparat kepolisian setempat sudah mengambil tindakan.

Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengatakan jika ratusan anggota kelompok sudah diamankan di Mapolda DIY.

Lantas warga Jogja melalui media sosial dengan terbuka menolak adanya pendekar di kampung halamannya.

Dari cuitan akun Twitter @MesemKalem pada Senin, 5 Juni 2023, menunjukkan pernyataan keras netizen tersebut.

“JOGJA ORA BUTUH PENDEKAR!,” tulisnya.

Di bawahnya terdapat meme yang menunjukkan bahwa tidak hanya warga saja yang menolak melainkan elemen masyarakat lain.

Terlihat selain warga, juga ada elemen lain seperti ojol, mahasiswa, supporter, atau bahkan orang-orang yang bukan penduduk setempat alias perantau.

Selanjutnya, pemilik akun mengunggah video yang memperlihatkan suasana kerusuhan dari sisi kelompok warga dan elemen masyarakat.

“JOGJA BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN,” tulisnya.

 

Melihat cuitan terhadap berita kerusuhan di Jogja itu membuat netizen lainnya ikut melontarkan komentar.(da)