Bengkel Hans Motor Viral, Wisatawan Geram Ganti Oli Digetok Rp2,7 Juta

Bengkel Hans Motor Viral (ist)
Bengkel Hans Motor Viral (ist)

Gemapos.ID (Jakarta) - Pengakuan seorang wisatawan menjadi korban getok harga oleh oknum pemilik salah satu bengkel di kawasan Sentul, Bogor, viral di media sosial. Wisatawan yang semula berniat ganti oli mesin itu mengaku diminta bayar hingga 2,7 juta.

"Maaf, awalnya saya nggak mau viralin, walau sakit banget hati dibuat ini bengkel. Cuma karena saya lihat banyak banget korban, alangkah berdosa jika tidak saya memberi info kepada orang lain. Motor saya buat cari nafkah malah jadi hancur begini, dan enggak tanggung jawab," tulis pemilik akun medos.

Echa menyebutkan peristiwa tersebut terjadi ketika ia beserta suami dan anaknya hendak berwisata ke kawasan Sentul. Namun, di perjalanan, motor yang dikemudikan sang suami mengalami masalah. Saat itu, ia berhenti di bengkel dengan niat untuk ganti oli.

"Jadi saya niat ganti oli biar lancar, motor juga biasa saya pakai setiap hari buat usaha. Setiap ke bengkel dibenerin dikit enak, bisa jalan lagi. Ini saya kejebak di bengkel yang menurut saya sih sudah termasuk kriminal (PEMERASAN). Sudah banyak korban juga," tulis Echa.



Namun kemudian mesin motor dibongkar dan Echa beserta suaminya dikenai biaya Rp2,7 juta. Padahal mulanya Echa hanya minta ganti oli, yang harganya tidak sampai Rp100 ribu. Saat Echa membatalkan perbaikan, ia malah diminta bayar biaya pemasangan hingga Rp450 ribu.

Kapolsek Babakan Madang AKP Susilo Tri Wibowo membenarkan kejadian viral tersebut. Menurutnya, ia dan anggotanya telah mendatangi bengkel yang diduga 'menjebak' wisatawan saat hendak ganti oli.

"Kami telah mendatangi bengkel tersebut untuk melakukan klarifikasi terkait kejadian yang viral," kata Susilo dalam keterangannya.

Dari hasil komunikasi, kata Susilo, biaya mahal terjadi karena kurang komunikasi antara pemilik motor dan pihak bengkel. Pihak bengkel mengklaim sudah memberi tahu pemilik motor perihal kondisi motor yang overheating akibat kehabisan oli mesin, serta tindak lanjutnya.

"Dari hasil komunikasi yang kami lakukan dengan pihak bengkel, hal tersebut terjadi karena kurangnya komunikasi saja sejak awal, antara konsumen dan pihak bengkel, mengenai pengerjaan bongkar pasang onderdil dari kendaraan yang telanjur dibongkar tersebut," kata Susilo.(da)