Berikut Tantangan WEF Raih Dana Perubahan Iklim

"Pendanaan saat ini lambat dan tidak mencukupi sehingga diperlukan pendekatan baru untuk mengalirkan modal,” kata WEF.
"Pendanaan saat ini lambat dan tidak mencukupi sehingga diperlukan pendekatan baru untuk mengalirkan modal,” kata WEF.

Gemapos.ID (Jakarta) - World Economic Forum (WEF) mengucurkan dana perubahan iklim dan kerusakan alam US$3 triliun atau sekitar Rp45,51 kuadriliun setiap tahun. 

Inisiatif ini bernama The Giving to Amplify Earth Action (GAEA) yang didukung oleh 45 lebih mitra dari kalangan dermawan, lembaga publik, dan sektor swasta.

WEF mengemukakan krisis energi dan kesulitan biaya hidup berakibat suhu bumi naik menjadi 1,5 derajat Celsius.

“Pendanaan saat ini lambat dan tidak mencukupi sehingga diperlukan pendekatan baru untuk mengalirkan modal,” kata WEF.

Namun, pemberian dana dari kalangan filantropis dapat mengatasi masalah pendanaan itu.

“Kita berada di titik kritis dalam upaya kita untuk mengembalikan planet ini ke jalurnya demi memenuhi ambisi iklim kita,” kata pendiri sekaligus ketua eksekutif WEF, Klaus Schwab.

Untuk mencapai kecepatan dan skala yang dibutuhkan untuk memulihkan bumi tidak hanya dari modal swasta dan dana pemerintah.

"Tetapi juga kalangan filantropi sebagai kekuatan untuk mencapai percepatan yang diperlukan," ujarnya.

Pendanaan untuk mengatasi perubahan iklim dari kalangan filantropis meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Total dana yang dikumpulkan pada 2021 mencapai US$810 miliar atau sekitar Rp12,28) pada 2021.

Namun, dana ini hanya bisa membiayai 2% dari  mengurangi emisi. (ant/mau)