Cara Kementan Atasi Perubahan Iklim

SYL Foto
SYL Foto
Gemapos.ID (Jakarta) - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mengoptimalkan fungsi irigasi pertanian guna adaptasi dan antisipasi perubahan iklim. Air merupakan kebutuhan mendasar bagi sektor pertanian. "Untuk itu, perlu pengelolaan air dengan baik agar budidaya pertanian berjalan dengan baik tanpa kendala, baik di musim hujan maupun musim panas," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Jakarta belum lama ini. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menambahkan, pihaknya telah memiliki berbagai sarana untuk mengantisipasi perubahan iklim. Apalagi saat hujan yang datang tiba-tiba dengan intensitas tinggi maupun kemarau berkepanjangan. "Kuncinya adalah optimasi irigasi pertanian. Ada embung, ada Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), ada perpompaan, dan lainnya," ujarnya. Pelaku pertanian tidak perlu khawatir dalam menghadapi perubahan iklim sebab Kementan telah memiliki berbagai sarana untuk mengantisipasinya.  Ketika banjir ada perpompaan untuk menarik air. Fokus perhatian saat ini, adalah mengoptimalkan sawah tadah hujan agar budidaya pertanian tak terganggu perubahan iklim. "Nanti kita undang khusus berbagai narasumber untuk membahas hal ini," tuturnya. Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto mengemukakan, pertanian harus berjalan meski dalam situasi kondisi apapun. Irigasi dengan berbagai modelnya diperuntukkan mengantisipasi terjadinya perubahan iklim. Sebab, dalam situasi apapun, pertanian harus terus berjalan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat. "Irigasi ini yang menjadi problem solving terjadinya perubahan iklim. Kita akan berkoordinasi dengan baik mengantisipasi perubahan iklim di sektor pertanian," tuturnya.