Begini Proyeksi Perekonomian Asean Termasuk Indonesia Saat Resesi Global

"Kita dapat melihat biaya energi dan biaya input yang melonjak, inflasi tinggi, serta kepercayaan konsumen yang lemah diprediksi akan mengarah pada resesi global," kata Presiden ICAEW Julia Penny dalam ‘ICAEW  Economic Insight Forum Q4 2022’ pada Senin (19/12/2022).
"Kita dapat melihat biaya energi dan biaya input yang melonjak, inflasi tinggi, serta kepercayaan konsumen yang lemah diprediksi akan mengarah pada resesi global," kata Presiden ICAEW Julia Penny dalam ‘ICAEW Economic Insight Forum Q4 2022’ pada Senin (19/12/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) memprediksi kawasan Asia, termasuk Indonesia tetap kuat saat prospek global yang kurang baik akan resesi global.

"Kita dapat melihat biaya energi dan biaya input yang melonjak, inflasi tinggi, serta kepercayaan konsumen yang lemah diprediksi akan mengarah pada resesi global," kata Presiden ICAEW Julia Penny dalam ‘ICAEW  Economic Insight Forum Q4 2022’ pada Senin (19/12/2022). 

Perekonomian negara-negara berkembang juga memperlihatkan situasi yang lebih baik dibandingkan negara-negara maju seperti China, Indonesia, dan Thailand.

Jadi, perekonomian negara-negara maju mengalami penurunan produksi manufaktur seperti Singapura, Korea, Selandia Baru, Australia, dan Taiwan.

Pasalnya, terjadi penundaan pembukaan perbatasan wilayah yang berkontribusi pada peningkatan pesanan dalam negeri, yang mengarah ke peningkatan permintaan di atas rata-rata. 

Namun, kondisi ini diproyeksikan tidak akan berlangsung lama lantaran penerapan pembatasan yang dilonggarkan dan pembukaan kembali perbatasan wilayah.

Penurunan produksi manufaktur di negara-negara maju akan menghambat pertumbuhan produksi Asia. Indonesia diperkirakan mengalami penurunan produk domestik bruto (PDB) sebesar 3,6% pada tahun depan.

Dengan demikian, Indonesia diprediksi akan mengalami penurunan pada kinerja perekonomian nasional dengan situasi global dan ancaman resesi. Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai sebesar 5,72% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2022. 

Perekonomian Indonesia akan membaik dengan proyeksi kenaikan permintaan masyarakat Indonesia akan produksi manufaktur dalam negeri. Perkiraan ini diperkirakan mampu memberikan kontribusi sebesar 6% terhadap pertumbuhan PDB Indonesia pada tahim depan, sehingga dapat menahan ancaman resesi yang akan datang.

Strategi Asean plus one China yang melibatkan diversifikasi investasi bisnis dan ekosistem rantai pasok menunjang pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. 

Dengan begitu Malaysia berada di posisi yang tepat untuk menerapkan sistem rantai pasok bernilai menengah hingga tinggi. Indonesia juga ingin mengejar ketinggalan secara agresif.

Begitupula Vietnam tetap menjadi sumber terpenting dari manufaktur dan produksi padat karya. Jadi, Asean diproyeksikan masih mencapai pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan pada tahun-tahun mendatang. (moc)