Obat Penawar Covid-19 Unair Tunggu Izin BPOM

Mohammad Nasih
Mohammad Nasih
Gemapos.ID (Jakarta) Universitas Airlangga (Unair) menyatakan tiga kombinasi obat penawar Covid-19 hanya menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk diproduksi secara massal. Hal ini dipilih tiga dari lima kombinasi obat penawar Covid-19 yang disarankan lantaran mempunyai potensi penyembuhan terbesar, Ketiganya adalah Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline, serta Hydrochloroquine dan Azithromyci. "Meskipun temuan obat penawar COVID-19 tersebut adalah obat kombinasi, namun BPOM tetap menganggap obat yang dihasilkan Unair digolongkan pada obat baru. Untuk itu, pihaknya masih menunggu pembahasan dengan BPOM," kata Rektor Unair Mohammad Nasih di Unair, Surabaya, Jawa Timur (Jatim) pada Minggu (16/8/2020) Badan Intelejen Negara (BIN) dan TNU Angkatan Darat (AD) yang akan mempresentasikan ke BPOM pada Rabu, 19 Agustus 2020. Hal ini termasuk teknis yang berkaitan bahan-bahan obat dengan Kimia Farma dan Lembaga Biologi Angkatan Darat yang akan memproduksi obat penawar tersebut. Nasih meneruskan tingkat efektivitas kombinasi obat penawar Covid-19 temuan peneliti Unair mencapai 92% lebih. Hal ini diketahui dari uji klinis terhadap tiga obat tersebut setelah dikombinasikan daya penyembuhannya. Unair telah melakukan evaluasi pada lebih dari 1.100 sampel dari berbagai rumah sakit yakni Rumah Sakit TNI, Rumah Sakit Universitas Airlangga, Rumah Sakit TNI-Polri, dan Rumah Sakit Lamongan. Dari itu yang memenuhi syarat inklusifivitas dan lainnya lebih dari 750 sampel. "Ketiga kombinasi obat penawar Covid-19 mempunyai dosis yang lebih rendah dibanding apabila obat diberikan secara tunggal," tukasnya. (adm)